Kakak Iparku nikmat



Mungkin saya termasuk aneh atau punya kelainan. Bayangkan, sudah punya istri cantik masih merindukan wanita lain. Kurang ajarnya, wanita itu adalah kakak ipar sendiri. Kalau dibanding-bandingkan maka jelas istri saya memiliki beberapa kelebihan. Selain lebih muda, di mata saya lebih cantik dan manis. Postur tubuhnya lebih ramping dan berisi. Sedangkan kakak ipar saya yang sudah punya dua anak itu badannya sedikit gemuk, tetapi kulitnya lebih mulus. Entah apanya yang sering membuat saya membayangkan berhubungan intim dengan dia. Perasaan itu sudah muncul ketika saya masih berpacaran dengan adiknya. Semula saya mengira setelah menikah dan punya anak perasaan itu akan hilang sendiri. Ternyata lima tahun kemudian setelah punya anak berusia empat tahun, perasaan khusus terhadap kakak ipar saya tidak menghilang. Bahkan terasa tambah mendalam. Ketika menggauli istri saya seringkali tanpa sadar membayangkan yang saya sebadani adalah kakak ipar, dan biasanya saya akan mencapai puncak kenikmatan paling tinggi.

Ketika bertemu saya sering secara sembunyi-sembunyi menikmati lekuk-lekuk tubuhnya. Mulai dari pinggulnya yang bulat besar hingga buah dadanya yang proporsional dengan bentuk tubuhnya. Sesekali saya sukses mencuri lihat paha atau belahan buah dadanya yang putih mulus. Jika sudah demikian maka jantung akan berdetak sangat kencang. Nafsu saya menjadi begitu bergelora.

Pernah suatu ketika saya mengintip saat dia mandi di rumah saya lewat lubang kunci pintu kamar mandi. Namun karena takut ketahuan istri dan orang lain, itu saya lakukan tanpa konsentrasi sehingga tidak puas. Keinginan untuk menikmati tubuh kakak ipar makin menguat. Namun saya masih menganggap itu hanya angan-angan karena rasanya mustahil dia mau suka rela berselingkuh dengan adik ipar sendiri. Namun entah kenapa di lubuk hati yang paling dalam saya punya keyakinan mimpi gila-gilaan itu akan kesampaian. Cuma saya belum tahu bagaimana cara mewujudkan. Kalau pun suatu waktu itu terjadi saya tidak ingin prosesnya terjadi melalui kekerasan atau paksaan. Saya ingin melakukan suka sama suka, penuh kerelaan dan kesadaran, serta saling menikmati. Mungkin setan telah menunjukkan jalannya ketika suatu hari istri saya bilang kakaknya ingin meminjam VCD porno. Kebetulan saya punya cukup banyak VCD yang saya koleksi sejak masih bujangan. Sebelum berhubungan intim saya dan istri biasa nonton VCD dulu untuk pemanasan meningkatkan gairah dan rangsangan. "Kenapa kakakmu tiba-tiba pengin nonton VCD gituan ?" tanya saya pada istri saya. "Nggak tahu." "Barangkali setelah sterilisasi nafsunya gede," komentar saya asal-asalan. Beberapa keping VCD pun saya pinjamkan.

Ini salah satu jalan untuk mencapai mimpi saya. Tetapi harus sabar karena semua memerlukan proses dan waktu agak panjang. Setelah itu secara rutin kakak ipar saya meminjam VCD porno. Rata-rata seminggu sekali. "Dia lihat sendiri atau sama suaminya ?" tanya saya. "Ya sama suaminya dong," jawab istri saya. "Kamu cerita sama dia ya sebelum main kita nonton VCD biru ?" "Iya …," jawab istri saya malu-malu. "Wah rahasia kok diceritakan sama orang lain." "Kan sama saudara sendiri nggak apa-apa." "Eh … kamu bilang sama dia, kapan-kapan kita nonton bareng yuk …" "Maksudmu ?" "Ya dia dan suaminya nonton bareng sama kita." "Huss … malu ah …" "Kenapa malu ? Toh kita sama-sama suami istri dan seks itu kan hal wajar dan normal …" Sampai di situ saya sengaja tidak memperpanjang pembicaraan.

Saya hanya bisa menunggu sambil berharap mudah-mudahan saran itu benar-benar disampaikan kepada kakaknya. Sebulan setelah itu kakak ipar dan suaminya berkunjung ke rumah kami dan menginap. Istri saya mengatakan mereka memenuhi saran saya untuk nonton VCD porno bersama-sama. Diam-diam saya bersorak dalam hati. Satu langkah maju telah terjadi. Namun saya mengingatkan diri sendiri, harus tetap sabar dan berhati-hati. Kalau tidak maka rencana bisa buyar. Malam itu setelah anak-anak tidur kami nonton VCD porno bersama-sama. Saya lihat pada adegan-adegan yang hot kakak ipar tampak terpesona. Tanpa sadar dia mendekati suaminya. Beberapa VCD telah diputar. Tampak nafsu mereka sudah tak terkendali. Saling mengelus dan meremas. Istri saya juga demikian. Sejak tadi tangannya sudah menelusup di balik sarung saya memegangi senjata kebanggaan saya.

"Mbak silakan pakai kamar belakang," kata saya kepada kakak ipar setelah melihat mereka kelihatan tak bisa menahan diri lagi. Tanpa berkata sepatah pun kakak ipar menarik tangan suaminya masuk kamar yang saya tunjukkan. "Sekarang kita gimana ?" tanya saya menggoda istri saya. "Ya main dong …" Kami berdua segera masuk kamar satunya lagi. Anak-anak kami kebetulan tidur di lantai dua sehingga suara-suara birahi kami tak akan mengganggu tidur mereka. Ketika saya berpacu dengan istri saya, di kamar belakang kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Jeritan dan erangan kenikmatan wanita yang diam-diam saya rindukan itu kedengaran sampai telinga saya. Saya pun jadi makin terangsang. Malam itu istri saya kembali saya bayangkan sebagai kakak ipar. Saya bikin dia orgasme berkali-kali dalam permainan seks yang panjang dan melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Selanjutnya kegiatan bersama itu kami lakukan rutin, minimal seminggu sekali. Sesekali di rumah kakak ipar sebagai variasi. Dua keluarga tampak rukun, meski diam-diam saya menyimpan suatu keinginan lain.

Saat anak-anak liburan sekolah saya mengusulkan wisata bersama ke daerah pegunungan. Istri saya, kakak ipar dan suaminya setuju. Tak lupa saya membawa beberapa VCD porno baru pinjaman teman serta playernya. Setelah seharian bermain kesana-kemari anak-anak kelelahan sehingga mereka cepat tertidur. Apalagi udaranya dingin. Sedangkan kami orang tua menghabiskan malam untuk mengobrol tentang banyak hal. "Eh … dingin-dingin begini enaknya nonton lagi yuk," kata saya. "Nonton apa ?" tanya suami kakak ipar. "Biasa. VCD gituan. Kebetulan saya punya beberapa VCD baru." Mereka setuju. Kemudian kami berkumpul di kamar saya, sedangkan anak-anak ditidurkan di kamar kakak ipar yang bersebelahan. Jadilah di tengah udara dingin kami memanaskan diri dengan melihat adegan-adegan persetubuhan yang panas beserta segala variasinya. Sampai pada keping ketiga tampak kakak ipar sudah tak tahan lagi. Dia merapat ke suaminya, berciuman. Istri saya terpengaruh. Wanita itu mulai meraba-raba selangkangan saya. Senjata kebanggaan saya sudah mengeras. "Ayo kita pindah …." bisik istri saya. "Husss .. pindah kemana. Di sebelah ada anak-anak. Di sini saja." Akhirnya kami bergulat di sofa. Tak risih meski di tempat tidur tidak jauh dari kami kakak ipar dan suaminya juga melakukan hal serupa. Bahkan mereka tampak sangat bergairah. Pakaian kakak ipar sudah tak karuan lagi. Saya bisa melirik paha dan perutnya putih mulus. Mereka berpagutan dengan ganas sehingga sprei tempat tidur juga awut-awutan. Istri saya duduk mengangkangkan paha. Saya tahu, ia minta dioral.
Mulut dan lidah saya pun mulai mempermainkan perangkat kelaminnya tanpa melepas celana dalam. "Ohhhh … terus .. enakkkkkk, Mas …." lenguh istri saya merasa sangat nikmat. Sementara itu ekor mata saya melirik aksi kakak ipar dan suaminya yang berkebalikan dengan saya dan istri. Kakak ipar tampak amat bergairah mengaraoke penis suaminya. Saya pun melanjutkan menggarap vagina dan wilayah sekitarnya milik istri saya. Lidah saya makin dalam mempermainkan lubang, mengisap-isap, dan sesekali menggigit klitoris. "Ooh … ahhhhh …. ahhhh …….." istri saya mengerang keras tanpa merasa malu meski di dekatnya ada kakak kandungnya yang juga sedang bergulat dengan suaminya. Satu demi satu saya lepas pakaiannya yang menghalangi. Pertama celana dalamnya, lalu rok bawahnya. Lenguhan istri saya bersahut-sahutan dengan erangan suami kakak ipar. Beberapa saat kemudian posisi berubah. Istri saya gantian mengulum penis saya, sedangkan suami kakak ipar mulai menggarap kelamin istrinya. Erangan saya pun berlomba dengan erangan kakak ipar. Setengah jam kemudian saya mulai menusuk istri saya. Tak lama disusul suami kakak ipar yang melakukan hal serupa terhadap istrinya. Lenguhan dua perempuan kakak beradik yang dilanda kenikmatan terdengar bergantian. "Mas, batangmu enakkk sekali …."’ bisik istri saya. "Lubangmu juga enak," jawabku. Sembari menaikturunkan pinggul tanganku meremas-remas payudara istri saya yang meski tidak terlalu besar tetapi padat dan tampak merangsang. Setelah beberapa saat bertahan dalam posisi konvensional, lalu saya memutar tubuh istri saya dan menyetubuhi dari belakang. Saya melirik ke tempat tidur. Posisi kakak ipar berada di atas suaminya. Teriakan dan gerakan naik turunnya sangat merangsang saya untuk merasakan betapa enaknya menyetubuhi kakak ipar. Namun saya harus menunggu saat yang tepat.
Kira-kira ketika istri saya, kakak ipar dan suaminya sudah berada di dekat puncak kenikmatannya, sehingga kesadarannya agak berkurang. Sambil menggenjot istri saya dari belakang saya terus melirik mereka berdua. Entah sudah berapa kali istri saya mencapai puncaknya, saya sudah tak begitu memperhatikan lagi. "Ayo kita ke tempat tidur," bisik saya pada istri saya. "Kan dipakai …. " Saya segera menggendong tubuhnya, lalu menelentangkan di tempat tidur di samping kakaknya yang sedang digarap suaminya. Mula-mula keduanya agak kaget atas kehadiran kami. Tetapi kemudian kami mulai asyik dengan pasangan masing-masing. Tak perduli dan tak malu. Malah suara-suara erotis di sebelah kami makin meningkatkan gairah seksual. Di tengah-tengah nafsu yang menggelora saya menggamit suami kakak ipar saya. Dia menoleh sambil menyeringai menahan nikmat. "Ssst … kita tukar …." "Hhhh …. " dia terbengong tak paham. Lalu saya mengambil keputusan. Penis saya cabut dari vagina istri saya, kemudian bergeser mendekati kakak ipar saya yang masih merem-melek menikmati tusukan suaminya. "Mas sama istri saya, saya gantian dengan Mbak …," kata saya. Tanpa memedulikan kebengongannya saya langsung memeluk tibuh mulus kakak ipar yang sudah sekian lama saya rindukan. Saya ciumi lehernya, pipinya, bibirnya, dan saya kulum puting susunya yang mengeras. Mula-mula kakak ipar saya kaget dan hendak memberontak. Tapi mulutnya segera saya tutup dengan bibir saya. Kemudian penis saya masukkan pelan-pelan ke vaginanya yang telah basah kuyup.
Setelah itu saya melakukan gerakan memompa naik-turun sambil sesekali memutar. Ternyata vaginanya masih sangat enak. Untuk menambah gairah kedua payudaranya saya remas dan sesekali saya gigit putingnya. "Ohhh …. ahhhh ….. hhhhh … shhhh ….," suaranya mulai tak karuan menahan gempuran hebat saya. Di samping saya, suami kakak ipar saya tampaknya juga tak mau kehilangan waktu percuma. Dia pun menyetubuhi istri saya dengan penuh semangat. Tak ada keraguan lagi. Yang ada hanya bagaimana menuntaskan nafsu yang sudah memuncak di ubun-ubun. Saya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Impian menggauli kakak ipar kesampaian sudah. Hampir satu jam kami bertempur dengan berbagai gaya. Mulai konvensional, miring, hingga menungging. Suami kakak ipar saya lebih dulu menyelesaikan permainannya. Beberapa menit kemudian saya menyusul dengan menyemprotkan begitu banyak sperma ke dalam vagina kakak ipar saya. Rasanya belum pernah saya mengeluarkan begitu banyak sperma sebagaimana malam itu. Kakak ipar pun tampak melenguh puas. Vaginanya menjempit penis saya cukup lama. Setelah peristiwa malam itu, kami menjadi terbiasa mengadakan hubungan seks bersama-sama dan bisa ditebak akhirnya kami bergantian pasangan secara sukarela. Tak ada paksaan sama sekali.

Memek Mbak Bunga




Ini adalah cerita tentang masa laluku, Namaku Andi, ketika itu aku berusia 21 tahunan, kala itu aku bekerja di salah satu perusahaan swasta. Aku datang dari sebuah kota di Jawa Barat. Karena saudara-saudaraku jauh dari tempat kerjaku, terpaksa aku harus mencari tempat kost yg dekat dengan kerjaanku.

Singkat cerita, aku dapat tempat kost di wilayah kwitang, jakarta pusat. Lumayan gak bagus tapi bisa nyenyak tidur, murah lagi bayarannya, cuma ya kamar mandinya masih bareng-bareng dengan warga sekitar. Kebetulan yg punya kost adalah orangtuanya temen kerjaku.

Tak terasa enam bulan sudah aku kost, makin banyak kenal juga aku dengan penduduk sekitar. Tapi herannya kenapa aku susah kenalnya dengan tetangga yang persis di samping tempat kostku. Kalo ketemu sih saling sapa cuma gak pernah ngobrol, dia adalah istri seorang pegawai Departemen Kehakiman, kalo dengan suaminya sih akrab, malah suka ngongkrong bareng ketika santai, sedangkan istrinya yang berwajah ayu yg kebetulah kelahiran daerah Jawa Tengah tidak begitu akrab, padahal kalo berpapasan….uhhhhh pandangannya itu menjadi tanda tanya bagi insting nakalku….tembus kedalam hati.

Si istri tersebut bernama Bunga, aku memanggilnya Mbak Bunga, kegiatan sehari-harinya adalah mengelola salon kecantikan yang tak jah lokasinya dari tempat kostku. Hampir setiap berpapasan tatapan matanya tak pernah lepas dari pandanganku sampai aku malu sendiri dan kalah pandangan. Dia selalu memandang dengan senyumnya yang manis. Kebetulan memang orangnya hitam manis.

Suatu ketika aku pulang larut dari kerjaan, sekitar jam 22.30, aku selalu melewati derah kamar mandi menuju ke kamar kost ku….tersentak hatiku melihat sosok wanita jongkok sedang cebok..krecek krecek…krecek bunyi airnya kala itu. Dia tak memperhatikan suasana sekitar dan tak tahu aku sedang mengamatinnya sambil pura-pura membetulkan tali sepatu……….dia langsung bangun dan membetulkan celana dalamnya setelah cebok. Deg deg deg jantungku berdebar melihat bokongnya yang mulus.

"Eh..ada orang…kirain sepi:, kaget dia ketika melihatku…berada sekitar dua meter darinya. Eh emmmba agak gugup aku, tali sepatuku lepas mbak…aku kira juga gak ada orang, kataku sambil menyeringai agak malu.
Hmmmm, betulin sepatu apa hmmmmm, katanya kepadaku. Semakin malu aku dibuatnya.."Andi, kamu liatin mbak yah tadi", katanya dengan pelan. Eng..engga mbak, mang mbak lagi ngapain, jawabku. "yang beneerrrrrrrrr", serunya lagi. Hmmmm dikit mbak heheheh kataku sambil ketawa kecil. Tak sadar penisku sdah tegang, sehingga celana bagian depan menyembul.
"Dasar kamu tuh yah", katanya lagi sambil mencubit tanganku dan langsung masuk ke rumahnya.

Setelah kejadian itu, malamnya aku gak bisa tidur membayangkan bercita dengan Mbak Bunga. Tak tahan aku, akhirnya melakukan onani sambil membayang kan apa yang baru aku lihat beberapa jam yang lalu.

***

Semakin hari semakin terbayang wajah Mbak Bunga, tak tahan rasanya ingin menyentu mbak Bunga. Ketika malam tiba aku nongkrong di depan kamar kostku, berharap bertemu mbak Bunga, sejam dua jam hingga 9 malam kala itu, terlihat mbak Bunga turun dari taxi, berdebar rasa jantungku, memikirkan rencana bagai mana caranya berdekatan dengannya.

Hampir sampai dia ke dekatku,aku berdiri pura pura mau jalan ke arahnya….seperti biasa tatapan dan senyumnya yang menggoda menembus hatiku.."dari mana mbak, kok malam pulangnya" tanyaku. Abis belanja cat rambur, kebetulan jalannya macet jadi kemalaman deh, jawabnya sambil tersenyum. Sambil berpapasan kuberanikan diri tuk menempelnya agak bertubrukan, …nyelllll terasa ada benda yg kenyal menyentuh sikutku…detik itu juga kemaluanku tegang. "Mmmaaf mbak gak sengaja", kataku…."hehehehhehe kamu tuh bisa aja, ga apa apa kok wil, gak sengaja kan", jawabnya sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.
Ampuuuuuuuuuuuuun, makin bingun aku dengan sikap mbak Bunga, seolah olah meberi lampu hijau kepadaku. Semakin gila imajinasiku terhadap mbak Bunga. Semakin hari semakin senewen.

Akhirnya pada suatu hari aku mempunya ide tuk bertemu langsung dengannya, dengan cara mendatangi salonnya, dengan alasan memotong rambut. Hari itu aku tidak kerja, demi menjalankan misiku yang penuh gairah. Kudatangi salon mbak Bunga sekitar jam 11 siang. Kebetulan dia bekerja sendiri tanpa asisten.

"Siang mbak", salamku terhadapnya. :Siang, eh Andi ada apa, tumben kesini", jawabnya. Mau potong rambut mbak, dan panjang neh biar rapih aja. oooo, boleh tunggu yah, kata mbak Bunga.
Hari itu dia memakan rok hitam dan kaos putih bak orang training, senyum dan pandangannya tidak berubah tetap menggoda hatiku. "ayo wil katanya mau potong rambut" tanya nya. Iya mbak, langsung aku duduk di kursi, dan mbak Bunga siap memotong rambutku. Tak karuan rasa hatiku ketika mbak Bunga mulai memotong rambutku. Berkeringat tubuhku, "kenapa wil, gerah", tanyanya. Nggak Mbak Bunga, nggak gerah kok, jawabku. "Nah itu berkeringat" tanya nya lagi sambil tersenyum.

"Mmmmm, aku berkeringat karena dekat dengan mbak Bunga ", upsss kelepasan aku ngomong…."hihihihihi mbak Bunga ketawa geli, kenapa kok deket saya jadi gerah emangnya saya kompor" katanya lagi.

Tak tahan dengan hasrat ku, kulepaskan penutuh tubuhku yang dijadikan alas rambut. Kutarik mbak Bunga ke bagian belakang…sini dulu bentar mbak…wilyyyy, ada apa sih, kata mbak Bunga tapi tetap menuruti ajakanku.
Setibanya di belakang, langsung kupeluk dia dengan erat, ohh mbak ini yg akuharapkan dari mbak, "wil, apa-apan sih kamu nanti takut ada tamu nih" gumam mbak Bunga. Tpi tak kulepaskan pelukanku, semakin ganas diriku, ku pegang bokongnya yang membuat aku tergila-gila setelah dia pipis dulu. Dia sedikit berontak dan malah terjatuh ke dipan tempat creambath, dan posisi kami sekarang berubah. Dia berada dibawahku sementara aku menindih. Kusingkabkan rok hitamnya dan oohhhh terlihat sembulan indah yang terhalang celana dalam tipis warna putih.

Semakin jalang saja aku sambil menindih tangan kananku menyelinak ke celana dalamnya. ku elus-elus kemaluannya….hmmm mulai basah.."willllll kamu nih, pintunya belum ditutup biar aku tutup dulu pintunya" gumamnya dengan wajah yg mulai memerah. Takut itu hanya alasan akhirnya aku bilang, biar aku yg tutup pintunya, kalo mbak yg tutup nanti malah pergi mbak. sebelum pergi menutup pintu, kupelorotkan dulu celana dalamnya….oooohhh indahnya pemandangan kali ini, bulu vaginanya tipis. Langsung aku bergegas menutup pintu yg hanya berjarak tiga meter dari belakang.

Dengan penuh nafsu aku bergegas menuju belakang, alangkah kagetnya aku melihat mbak Bunga tidak ada di tempat Creambath…..langsung aku sibak gorden penghalang dekat kamar mandi belakang. Oh my god, leboh kaget lagi mbak Bunga ternyata malah sudah telanjang bulat sambil tersenyum padaku…..langsung saja aku menyergapya, ooww putingnya sudah berdiri dan langsung saja aku menghisapnya, ohhhhohhhh, mbak Bunga menggelinjang, tak kuhiraukan, bibirku menghisap terus putingnya yg mencuat, sementara tangan kiriku meremas-remas payudara kirinya. Tangan kananku tak mau kalah…bergerilya di sekitar kemaluannya yg sudah basah.
Begitu juga mbak Bunga, di tak mau kalah, tangannya memegang kemaluanku dengan penuh perasaan…..15 menit kamu melakukan pemanasan. "Mbak, aku mau masukin yah" pintaku dengan penuh nafsu..mbak Bunga hanya mengangguk. Kutuntun mbak Bunga ke tempat creambath, kucelentangkan dia…oohhh vaginanya mengangga, tanpa basa basi langsung saja kumasukan kemaluanku…blesssssssssssssssssssss, mbak Bunga sedikit tersentak sambil menyeringai….bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess bleess ooohhh bleess bleess bleess kukeluar masukan penisku dalam vagina mbak Bunga……..ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh willllll, mbak Bunga baru terdengan suara kerasnya…..ssssssssst jangan terlalu keras nanti kedengaran yg lain, kataku. Kulanjutkan pergerakan ku, kulipat kaki mbak Bunga keatas sehingga kemaluannya menyempit kugoyang kemaluanku dengan penuh rasa….srep srep srep srep sreppppp kutahan dan ku putar kemaluanku dalam vaginanya…mbaaaaaaaaaaaaakkk aku…oooohhhh cretttttttttt cretttttt crettttttttt ooohhh mbak Bunga memeluku dengan erah oooooohh dia juga berteriak, ternyata dia juga merasakan ejakulasi. ooooh tubuh akmi berdua penuh keringat. ku kecup bibir mbak Bunga…."terima kasih mbak" kataku/….sama-sama will harusnya mbak yg terima kasih…."loh kok", tanyaku bingung. Gini will, aku gak pernah dapet kepuasan dari suamiku, selain dia ejakulasi dini, penisnya itu loh, kuecil kealingan perutnya yg gendut. Makanya aku terimakasih sama kamu karena sudah setahun mbak gak ejakulasi dari making love. Cuppppppppph katanya sambil mengecup bibirku.

Berarti lain kali bisa lagi dong mbak hehehehe….pintaku…"terserah kamu will", mbak jadi suka ma kamu, lalu kami berpelukan lagi dengan erat… dah dulu yah will, takut ada tamu…katanya.
Aku langsung mengenakan pakaian dan mengelap keringat, setelah itu aku langsung pulang ke kost an dengan hati yang riang atas keberhasilanku. Hampir gak percaya semua itu akan terjadi dan ternyata memang mbak Bunga membutuhkanku.

Rine pembantu



Namaku Wawan, aku mahasiswa di salah satu PTN top di Bandung. Sekarang umurku 20 tahun. Jujur saja, aku kenal seks baru sejak SMP. Aku senang sekali ada situs khusus buat bagi-bagi pengalaman seperti ini, sehingga apa yang pernah kita lakukan bisa dibagi-bagi.

Awal aku mengenal seks yaitu saat secara tidak sengaja aku buka-buka lemari di rumah teman SMP-ku dan menemukan setumpukan Video VHS tanpa gambar di dalam sebuah kotak. Karena penasaran film apa itu, kuambil satu dan langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan sepi, karena temanku sedang les.

Kusetel film yang berjudul.. apa ya? aku lupa, ternyata itu film dewasa (waktu itu aku belum banyak tahu). Aku cuma pernah dengar teman-temanku pernah nonton film begituan, tapi aku tidak begitu penasaran. Nah, saat itu aku baru tahu itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan bapaknya, oomnya, temannya dan lain-lain.

Dan aku ingin cerita nih pengalaman pertamaku. Kejadian ini terjadi ketika aku masih SMA, di rumahku ternyata ada pembantu baru. Orangnya masih lumayan kecil sekitar 12 tahun lah, tapi itu dia yang membuatku suka. Aku itu suka sama wanitae imut-imut yang masih agak kecil mungkin gara-gara video waktu itu (aku suka begitu melihat situs-situs tentang Lolita, soalnya cewek-cewek di situs-situs itu masih imut-imut). Dan yang paling membuatku terangsang adalah payudaranya yang masih baru tumbuh, masih agak runcing (tapi tidak rata).

Setiap hari itu dia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah tangga, ya ngepel, ya mencuci dan lain-lain. Kalau aku sarapan, kadang suka melihat dia yang sedang ngepel and roknya agak terbuka sedikit, jadi tidak konsentrasi deh sarapannya karena berusaha melihat celana dalamnya, tapi sayang susah. Untuk awal-awal aku hanya bisa minta dibuatkan teh atau susu.

Lambat laun karena aku sudah ingin begitu melihat tubuhnya itu, kuintip saja dia kalau sedang mandi. Tapi sayang karena lubang yang tersedia kurang memadai, yang terlihat hanya pantatnya saja, soalnya terlihat dari belakang. Kadang-kadang terlihat depannya hanya tidak jelas, payah deh. Nah pada suatu hari aku nekat. Kupanggil dia untuk pijati aku, oh iya nama dia Rine.
"Rine.. pijitin saya dong, saya pegel banget nih abis maen bola tadi", kataku.

"Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung", jawabnya.
"Iya, tapi cepet ya. Saya tunggu di kamar saya."
Cihuy, dalam hati aku bersorak. Nanti mau tidak dia ya aku ajak begituan. Lalu kubuka bajuku sambil menuggu dia. Lalu pintuku diketok,
"Permisi Mas", ketoknya.
"Masuk aja Ne, nggak dikunci kok", lalu dia masuk sambil bawa minyak buat mijit.
Mulailah dia memijatku. Mula-mula dia memijat punggungku dan sambil kuajak ngobrol.
"Kamu sekolah sampai kelas berapa Ne?" tanyaku.
"Cuma sampai kelas tiga aja Mas, soalnya nggak ada biaya", jawab dia.
"Sekarang kamu umur berapa?" tanyaku lagi.
Dia menjawab, "Umur saya baru mau masuk 12 Mas."
"Udah gede dong ya", kataku sambil tersenyum.

Lalu aku membalikkan badan, "Pijitin bagian dadaku ya.." pintaku sambil menatap memohon. "Iya mas", katanya. Dia memijati dadaku sambil agak menunduk, jadi baju yang dia pakai agak kelihatan longgar jadi aku bisa melihat bra yang dia kenakan yang menutupi dua buah payudara yang masih baru tumbuh. Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya. Dan aku juga menikmati wajahnya yang masih polos itu. Begitu dia selesai memijati dadaku, aku langsung bilang, "Pijitan kamu enak", terus aku nekat langsung meraba payudara dia yang imut itu, tapi ternyata dia kaget dan langsung menepis tanganku dan langsung lari dari kamarku. Aku kaget dan jadi takut kalau dia minta berhenti dan bicara dengsn ibuku. Gimana nich? aku langsung dihantui rasa bersalah. Ya sudah ah, besok aku minta maaf saja dengan dia dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Benar saja, besok itu dia ternyata agak takut kalau lewat depanku. Aku langsung bicara saja dengan dia.
"Ne.. yang kemaren itu maaf ya.. Saya ternyata khilaf, jangan bilang sama Ibu ya."
"Iya deh Mas, tapi janji nggak kayak gitu lagi khan, abis Rine kaget dan takut", kata dia.
"Iya saya janji", jawabku.

Sebulan setelah peristiwa itu memang aku tidak ada kepikiran untuk menggituin dia lagi. Dan dia juga sudah mulai biasa lagi. Tapi pada suatu hari pas aku sedang mencari celanaku di belakang, mungkin celanaku sedang dicuci. Soalnya itu celana ada duitku di dalamnya. Yah basah deh duitku. Eh, pas aku lewat kamar si Rine, kelihatan lewat jendela ternyata dia lagi tidur. Rok yang dia pakai tersibak sampai ke paha. Yah, timbul lagi deh ide setan untuk ngerjain dia. Tapi aku bingung bagaimana caranya. Akhirnya aku menemukan ide, besok saja aku masukkan obat tidur di minumannya. Dan aku menyusun rencana, bagaimana caranya untuk memberi dia obat tidur.

Besok pas sedang makan dan kebetulan rumah sedang sepi, aku minta dibuatkan teh. Setelah selesai dia buat dan diberikan ke aku. Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus manggil dia,
"Ne.. kok tehnya rasanya aneh sih?"
"Masa sih Mas?" kata dia.
"Cobain saja sendiri", dia langsung minum sedikit.
"Biasa saja kok Mas.." katanya.
"Coba lagi deh yang banyak", kataku.
Dia minum setengah, terus aku bilang,
"Ya udah yang itu kamu abisin saja, tapi buatin yang baru."
"Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya nggak enak", jawabnya.
"Nggak apa-apa kok", jawabku lagi.

Aku tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. Ternyata begitu dia mau buat teh baru, eh dia sudah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke kamarku. Begitu sampai di kamarku, kutiduri di kasurku. Berhasil juga aku bisa membawa dia ke kamarku, pikirku dalam hati. Lalu aku mulai membukan bajunya, gile.. aku deg-degan, soalnya pertama kali nich! Kelihatan deh branya, dan di dalam bra itu ada benda imut berupa gundukan kecil yang bisa membuatku terangsang berat. Lalu kubuka roknya, kelitan CD-nya yang berwarna krem. Tubuhnya yang tinggal memakai bra dan CD membuat kemaluanku semakin tidak tahan. Tubuhnya lumayan putih. Dalam keadaan setengah telanjang itu, posisi dia kuubah menjadi posisi duduk, lalu kuciumi bibirnya, sambil meremas-remas payudaranya yang masih agak kecil itu. Dan tanganku yang satu lagi mengusap CD-nya di bagian bibir kemaluannya. Kumasukkan lidahku ke mulutnya dan aku juga berusaha menghisap dan menjilati lidahnya. Sekitar 10 menitan kulakukan hal itu. Setelah itu kubuka branya dan CD-nya. Wow, pertama kalinya aku melihat seorang gadis dengan keadaan telanjang secara langsung. Payudaranya terlihat begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru akan tumbuh. Bagian kemaluannya belum ditumbuhi rambut-rambut dan terlihat begitu rapat.

Langsung kujilati dan kuhisapi payudaranya. Dan payudara yang satu lagi kuremas dan kuusap-usap serta kupilin-pilin putingnya. Putingnya tampak agak mengeras dan agak memerah. Setelah aku mainkan bagian payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut dan terus ke arah bagian kemaluannya. Bagian itu kelihatan masih sangat polos, dan terlihat memang seperti punya anak kecil. Kubuka kedua pahanya dan belahan kemaluannya, begitu kudekati ingin menjilati. Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir peduli amat, aku sudah nafsu sekali. Kutahan nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya dan aku melihat apa yang di namakan klitoris, yang biasanya aku melihat di situs-situs X, akhirnya kulihat secara langsung. Lalu kujilati bagian klitorisnya itu. Tiba-tiba dia mengerang dan mendesah, "Sshh.." begitu. Aku kaget hampir kabur. Ternyata dia hanya mendesah saja dan tetap terus tidur. Ketika aku jilati itu, ternyata ada cairan yang meleleh keluar dari kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut.

Nah sekarang aku dalam keadaan yang amat terangsang, tapi begitu kuperhatikan wajahnya dan ke seluruh tubuhnya aku jadi tidak tega untuk merebut keperawanannya. Aku kasihan tapi aku sudah dalam keadaan yang amat terangsang. Akhirnya kuputuskan untuk masturbasi saja. Soalnya aku tidak tega. Aku pakaikan dia baju lagi dan menidurkan di kamarnya. Yah, aku melepaskan pengalaman pertamaku untuk bercinta dengan seorang gadis mungil berumur 12 tahun! Tidak tahu deh aku menyesal atau tidak.

Setelah melepas kesempatan untuk bercinta dengan Rine. Aku jadi kepikiran terus. Setiap aku apa-ngapain, selalu ingat sama payudara mungilnya Rine dan daerah kemaluannya yang masih polos itu. Untungnya si Rine tidak pernah merasa pernah di apa-apain sama aku. Dia selalu bersikap biasa di depanku tapi akunya tidak biasa kala melihat dia. Soalnya pikiranku kotor melulu.

Pelampiasannya paling aku masturbasi sambil melihat gambar-gambar XX yang aku dapatkan dari situs-situs lolita. Tapi aku bosan juga dan hasrat ingin nge-gituin si Rine semakin besar saja. Sepertinya aku sudah tidak tahan.

Akhirnya pada suatu waktu, aku mendapat kabar yang amat sangat bagus, ternyata orangtuaku mau pindah ke luar negeri, karena bapakku ditugasi ke luar negeri selama 2 tahun. Jadi, aku tidak perlu takut dia mengadu sama ibuku, paling aku ancam sedikit dan aku kasih duit dia diam. Setelah kepergian orangtuaku ke luar negeri, aku langsung punya banyak planning untuk ngerjain dia. Yang pasti aku sudah malas membius-bius segala. Soalnya dia diam saja, tidak seru! Ya sudah aku merencanakan untuk memaksa dia saja (eh, kalau ini termasuk pemerkosaan tidak sih?).

Pada suatu hari, ketika Rine sedang mandi. Kuintip dia. Biasalah, cuma kelihatan belakangnya saja, tapi aku jadi bisa mengantisipasi kalau dia sudah selesai mandi langsung aku sergap saja. Untungnya setelah dia selesai mandi, keluar kamar mandi menuju kamarnya hanya memakai handuk saja tidak pakai apa-apa lagi. Begitu keluar kamar mandi langsung kututup mulutnya dan kupeluk dari belakang, dia-nya meronta-ronta. Cuma tenagaku sama tenaga anak umur 12 tahun menang mana sih. Kubawa masuk ke kamar dia saja. Soalnya kalau ke kamar aku jauh. Nanti kalau dia meronta-ronta malah lepas lagi. Pas masuk kamar dia kujatuhkan dia ke kasur sambil menarik handuknya. Dia kelihatan ketakutan sekali dengan tubuh tidak mengenakan apa-apa.
"Mas Wan, jangan Mas" mohonnya.
"Tidak apa-apa lagi Ne.. Paling sakitnya sedikit entar kamu pasti akan ngerasain enaknya", kataku.
Dia kelihatan seperti mau teriak, langsung saja kututup mulutnya.
"Jangan coba-coba teriak ya!" hardikku.
Dia mulai menangis. Aku jadi sedikit kasihan, tapi setan sudah menguasai tubuhku.
"Cobain enaknya deh.." kataku.
Sambil tetap menutup mulutnya kuraba dan kuelus payudaranya itu.
"Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo payudara kamu di elus-elus", kataku.

Setelah kulepas tanganku dari mulut dia, langsung kucium bibirnya. Ternyata dia lumayan menikmati ciuman sambil payudaranya tetap kuremas-remas. "Enak kan?" kataku. Dia diam saja. Terus kubuka CD-ku. Kukeluarkan batang kemaluanku. Dia kaget dan takut.
"Tolong pegangin anuku donk.. dipijitin ya.." pintaku.
Pertama-tama dia takut-takut untuk memegang anuku, tapi setelah lama dipegang sama dia, dia mulai memijiti. Wah, rasanya enak sekali anuku dipijiti sama dia. Setelah itu dia kusuruh tiduran,
"Mas mau ngapain?" tanyanya.
"Aku mau ngasih sesuatu hal yang paling enak, kamu nikmatin aja" jawabku.
Kubuka belahan pahanya, pertama dia tidak mau buka, tapi setelah kubujuk dia akhirnya membuka pahanya dan kujilati kemaluannya sampai ke klitorisnya. Dia mendesah-desah keenakan. "Tuh kan enak", kataku. Kujilati sampai keluar cairannya.

Aku merasa pemanasan sudah cukup, begitu kusiapkan batang kemaluanku ke depan liang kemaluannya dia menangis lagi dan berbicara,
"Jangan Mas, saya masih perawan."
"Saya juga tau kok kamu masih perawan", jawabku.
Aku tetap bersikeras untuk menyetubuhinya. Pas aku mau mendorong kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh dia meronta dan mau lari. Dengan cepat kutangkap. Wah, susah nih pikirku. Kebetulan di kamar dia kulihat ada tali untuk jemuran, kuambil dan kuikat saja tangan dan kakinya ke tempat tidur.
"Aku tahu kamu masih perawan, abis gimana lagi aku udah amat terangsang", kataku.
Dia memandangku dengan tatapan memohon dan sambil dengan keluar air mata.
"Atau kamu lebih suka lewat pantat, biar perawan tetap terjaga?" tanyaku.
"Iya deh Mas, lewat pantat aja ya.. tapi tidak apa-apa kan Mas? Nanti bisa rusak tidak pantat saya?" jawabnya.
"Tidak apa-apa kok", jawabku.
Ya, sudah kulepaskan talinya. Aku tanya sama dia, dia punya lotion atau tidak, soalnya kalau lewat pantat harus ada pelicinnya. Terus dia bilang punya. Kuambil dan kuolesi ke pantatnya dan kuolesin juga ke kemaluanku.

Langsung saja aku ambil posisi dan si Rine posisinya menungging dan pantatnya terlihat jelas. Aku mulai masukkan ke pantatnya. Pertama agak susah, tapi karena sudah diolesi lotion jadi agak lancar.
"Sslleb.. ahh.. enak sekali", jepitan pantatnya sangat kuat.
"Aduh.. Mas, sakit Mas.." rintihnya.
"Tahan sedikit ya Ne.." kataku.
Langsung saja kugenjot. "Gile banget, enaknya minta ampun.." Terus aku berfikir kalau lewat kemaluannya lebih enak apa tidak ya? masih perawan lagi. Ah, lewat kemaluannya saja dech, peduli amat dia mau apa tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. Aku membalikkan badannya terus kuciumi lagi bibirnya sambil meremas payudaranya.
"Udahan ya Mas, saya sudah cape.." pintanya.
"Bentar lagi kok", jawabku.
Setelah itu langsung kutindih saja badannya.
"Lho Mas mau ngapain lagi?" tanyanya sambil panik tapi tak bisa ngapa-ngapain karena sudah kutindih.
"Tahan dikit ya Ne.." kataku.
Langsung kututup mulutnya pakai tanganku dan batang kemaluanku kuarahkan ke liang kemaluannya. Dia terus meronta-ronta. Rine menangis lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup. Akhirnya batang kemaluanku sudah sampai tepat di depan lubang kemaluannya.

Aku mau masukkan ke lubangnya susahnya minta ampun, karena masih rapat barangkali ya? Tapi akhirnya kepala kemaluanku bisa masuk dan begitu kudorong semua untuk masuk, mata Rine terlihat mendelik dan agak teriak tapi mulutnya masih kututup dan terasa olehku seperti menabrak sesuatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya. Selaput dara mungkin, kuteruskan ngegituin dia walaupun dia sudah kelihatan sangat kesakitan dan berurai air mata. Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Dia menangis sambil mendesah, aku makin terangsang mendengarnya. Kugenjot terus sambil kupilin-pilin putingnya. Pada akhirnya aku keluar juga. Kukeluarkan di dalam luabang kemaluannya. Pas kucabut kemaluanku ternyata ada darah yang mengalir dari liang kemaluannya. Wah, aku merenggut keperawanan seorang anak gadis.
"Rine.. sorry ya.. tapi enak kan. Besok-besok mau lagi kan.." tanyaku.
Dia masih sesenggukan, dia bilang kalo kemaluannya terasa sakit sekali. Aku bilang paling sakitnya cuma sehari setelah itu enak.

Besok-besok dia aku kasih obat anti hamil dan aku bisa berhubungan dengan dia dengan bebas. Ternyata setelah setahunan aku bisa bebas berhubungan dengan dia, dia minta pulang ke kampung katanya dia dijodohi sama orangtuanya. Kuberikan uang yang lumayan banyak. Soalnya dia tidak balik lagi.
"Inget ya Ne.. kalo kamu lagi pingin begituan dateng aja ke sini lagi ya.."

Begitulah kisahku dan aku tetap suka sama cewek yang imut-imut. Kenapa ya? apa aku fedofil? Tapi sepertinya tidak deh, Soalnya yang kusuka itu harus punya payudara walaupun kecil. Jadi sepertinya aku bukan pedofil, Ok.

Brselingkuh dengan mantan pacar




Awal 1990, gue kuliah di Universitas Negri di Surabaya. gue punya pacar bernama Rini yang umurnya tiga tahun dibawah gue. Kami pacaran lumayan lama, sekitar 4 tahun. Bodinya seksi, cantik dan pintar. Terus terang banyak teman yang cemburu, soalnya gue waktu itu gondrong, kumel dan metal. Maklum gitaris band rock amatiran. Biarpun begitu, rata-rata teman se-band gue sekarang sudah top dan sering tampil di TV. Sebutin saja 3 grup musik asal Surabaya, bukannya sombong, 10 tahun lalu mereka penah ngeband bersama gue. Rini putus sejak gue kembali ke Jakarta (1994) dan bekerja di bank swasta. gue sendiri akhirnya dapat pengganti Rini, dan sudah menikah sejak 1999 lalu.

Tidak disangka, Juli 2001 gue bertemu dengannya. Ternyata ia sudah menikah dengan teman band gue. gue tidak akan menyebutkan nama band-nya, yang jelas mereka sekarang nomor satu dan baru konser bersama grup Inggris di Senayan. Kami pun mengobrol bersama (sama suaminya juga) dan bercerita masa lalu. Mereka tinggal di Bekasi, sedang gue di kawasan Jakarta Selatan. Periode Agustus-September, band mereka tur keliling Indonesia. Waktu itu Rini sedang hamil 5 bulan dan ia tidak mau tinggal sendirian, ia menginap di markas band, yang jaraknya hanya 5 km dari rumah gue, tentu saja ada beberapa kru band yang menemaninya.

gue pun rajin datang, bukannya ngelaba, tapi asyik ngobrol tentang band dan alat musik bersama krunya. Rini kadang ikutan, tapi lebih sering di kamar nonton VCD. Kejadiannya seminggu kemudian. Krunya terpaksa menyusul band ke Palu (Sulawesi), sebab panitia di sana ‘bloon’ tidak mengerti mengeset alat plus panggung. Karena sendirian lagi, gue mengajak Rini menginap di rumah. Toh istri gue sudah kenal dengannya dan suaminya. Oh ya, istri gue tidak tahu kalau Rini itu mantan gue.

Waktu itu Rabu malam. Istri gue sejak pagi ke rumah orangtuanya, sebab ayahnya sakit (padahal hanya kangen) dan baru pulang Kamis siang. gue dan Rini pun mengobrol lagi sambil nonton VIP yang diputar di AXN.
"Kamu masih seneng cewek yang toketnya segede Pamela Anderson..?" tanya Rini iseng.
"Seneng sih, asal kenceng. Cuma kalau kegedean malah ngeri..," jawab gue cuek sambil menyalakan laptop.
"Eh katanya banyak situs porno Indonesia ya..? Bukain dong..!" ujarnya tiba-tiba.
"Entar kalau kepingin gimana..? Banyak setan lewat lo..," jawab gue.
"Udah deh.., bukain dulu..!"

gue tahu Rini dulu termasuk yang punya nafsu besar dalam sex. Jaman pacaran, kami rajin menonton BF bersama supaya menambah pengetahuan. gue pun membukakan situs 17tahun, dan gue membiarkan dia membaca sendiri. Setengah jam kemudian rautnya sudah berubah merah padam.
"Emang bener ada kisah asli kaya gini..?" tanya Rini.
"Lu mau bikin cerita..?" tantang gue.
"Gua nggak bisa ngarang," lanjutnya sambil tangannya menggaruk-garuk selangkangan.
Jangan ngeres dulu, doi pakai long dress ibu-ibu hamil. Dia menggaruk karena memang gatal. Tidak banyak bicara, gue langsung duduk di sebelahnya, dan pura-pura membaca bersama sambil menempelkan ke pipinya.

"Andi, gua bisa horny nih. Tolongin, ya.. tapi janji lo jangan bilang siapa-siapa.."
Jawabannya hanya satu, "Beres.."
gue pun mengusap pahanya sambil mencium pipinya. Eh, dia malah kasih bibir dan melumat lidah gue. Wah, masih galak juga nih anak.
"Ndi, si Roni (suaminya) udah 3 bulan tak mau main. Padahal lu tahu sendiri, orang hamil kan nafsunya gede," kata Rini sambil menggosok celana pendek gue.

Biarpun hamil, body Rini masih cihuy. Kulitnya seputih salju dan susunya lumayan kencang, tidak terlalu besar. Kami pun berpagutan sambil mencopot baju masing-masing.
"Ndi, jangan kaget, ya.." bilang Rini pelan sambil melolosi longdresnya.
Ternyata ia tidak memakai celana dalam.
"Soalnya dari tadi aku udah 5 kali pipis (katanya sih bawaan orang hamil) jadi males pakai. Lagian, lu kan nggak nafsu ama ibu hamil." jawabannya kali ini salah.

Melihat pemandangan itu sangat menggiurkan. Bayangkan, perutnya membuncit dan bulu kemaluannya bertaburan lebat. Padahal dulu gue paling tidak mau kalau melihat cewek gendut, apalagi berbulu lebat. Ternyata seksi sekali.
"Ndi, gua susah posisi macem-macem. Standar aja ya..,"
gue berdiri dan ia duduk di karpet sambil menghisap batang kemaluan gue.
"Gila nih barang. Ditinggal 9 tahun malah tambah gede," katanya diiringi suara slurp.., slurp.
gue tidak dapat menjawab, hanya merem melek keenakan. Dari belasan cewek yang pernah gue tiduri, Rini adalah ‘the best sucker’. Hisapannya lebih kencang dari vacuum cleaner.

Sepuluh menit kemudian giliran gue menyapu. Bulu kemaluannya yang lebat dan tebal ternyata membuat batang kejantanan gue semakin tegang. Posisi gue yang jongkok mendapat pemandangan baru, hutan lebat dengan perbukitan plus gunung kembar. Perutnya yang hamil 5 bulan ternyata membuat sensasi tambahan. Lidah gue pun menerobos bibir vaginanya dan mengenai bagian dalam.
"Aduuh.., itilku kena, terus, jangan ditarik..!" kata Rini sambil tangannya menjambak rambut gue.
Hanya lima menit kemudian ia berteriak, "Ndi.., mau keluar nih. Telan ya..!"
gue jilat cairan yang membasahi vaginanya.
"Gilaa, enak bener. Nyesel nih gua putusin elu," teriak Rini sambil bersandar di sofa.
"Tunggu setengah jam, ya.. Ndi. Entar gantian elu gua puasin."

Kami pun kembali membaca 17tahun, com sambil ngemil Pringles, makanan favorit kami zaman dulu.
"Ndra, lagi dong, cepetan..! Entar istrilu dateng, berabe kan..?"
Kami pindah ke ruang tamu. Kami dulu suka eksperimen di berbagai lokasi. Dapur, taman, loteng, bioskop dan lain-lain. Rini ternyata punya cara baru. Ia menari erotis diiringi lagu Samba Pati-nya Santana. Kemudian menarik kepala gue dan dipaksa menghisap payudaranya. Awalnya enak benar, lama-lama kok ada yang aneh. Tahunya, menetes ASI!
"Gua kan hamil, ya.. keluar dong. Rasanya enak bener kalau keluar. Gua sering maen pakai alat pengisap ASI sambil onani," kata Rini tanpa ditanya.

Ia kemudian mendorong wajah gue dan memencet putingnya hingga ASI menyemprot deras ke wajah gue. Persis seperti gambar di websites lactating. Kemudian ia tiduran dan batang kemaluan gue dijepit di antara payudaranya yang masih menetes susu. Waduh, sensasinya luar biasa. Lalu inilah yang ditunggu. batang kemaluan gue digenggam kencang dan seakan dipaksa masuk liang vaginanya.
"Goyang, Ndi, yang keras kaya dulu..!"
Ternyata vagina cewek hamil itu lebih kencang ketimbang biasa, batang kemaluan gue serasa dipijat.

Selama melakukan senggama, Rini masih mengarahkan putingnya ke wajah gue, hingga susunya menciprati mata. Hampir 20 menit kami bergulat di karpet ruang tamu.
"Ndi, jangan berhenti. Lu tunggu semenit lagi, dan rasain ya..!"
gue kira dia mau keluar lagi. Tiba-tiba terasa penis gue basah. Rini kencing!
"Ndi, jangan dicabut, please.. Gua baru sekarang nih kesampaian."
Ternyata Rini ingin bersenggama sambil kencing. gue pernah baca di buku ‘rahasia memuaskan suami’ teknik ini. Memang hebat. Kalian pada cobain deh. Nafsu gue tidak tahan merasakan sensasi ini.

"Gua mau keluar Rin. Di dalam apa dimana..?" tanya gue tersengal-sengal.
"Di tetekku aja. Biar kulitnya halus dan kencang."
gue cabut batang kemaluan gue dan sama tangannya langsung dijepit ke tengah payudaranya. Beberapa detik kemudian, muncrat lah sperma gue membanjiri gunung kembarnya. Bayangkan posisinya teman. Kaki gue hampir patah, sebab gue berjinjit (Rini kan perutnya hamil) jadi tidak bisa telentang di atasnya.

gue kira permainan telah selesai. Tapi Rini punya sesi tambahan. Batang kemaluan gue yang belepotan peju ditambahkan ASI yang terus-terusan diperas, kemudian diletakkan di dalam tangannya dan diminum. gue yang bengong langsung ditarik dan kami berciuman.
"Biar adil. Gua minum peju, elu minum peju memek dan kita berdua dapat susu."

Kami kembali ke ruang tengah nonton TV sambil makan Pringles. Rasa asinnya dapat mengusir ‘nek minum ASI dan sperma.
"Roni tak suka gaya macem-macem. Mungkin ia kebanyakan main sama fans ceweknya, jadi bosan. Ya.. ini pembalasannya. Cuma, gua cinta Roni," katanya kalem.
gue hanya tersenyum, sebab gue tahu persis fans cewek grup ini banyak sekali. Waktu main di Senayan kemarin, gue kecipratan satu cewek SMA yang body-nya aduhai. Mereka menginap di hotel H yang mewah di Senayan, jadi mudah sekali mengajak fans-nya. Lagian itu hanya fans, pikir gue manajernya.

"Elu masih sering nonton BF nggak? Ini gaya sering gua baca di majalah K dan buku lain. Pingin nyobain, tapi gua kan bukan cewek gampangan. Lagian udah kawin," tukas Rini sambil mengelus batang kemaluan gue.
"Rin, bentar ya.. gua mau kencing nih..!" kata gue.
"Eit.., ntar dulu. Kini giliran elu nyobain."
Ia kembali membuka vaginanya dan menarik batang penis gue.
"Masukkin terus pipis di dalem..!" perintahnya.
gue pun menurut. Waduh rasanya lebih hebat daripada sperma muncrat.
"Enak kan..?" lanjutnya ringan.

Kemudian kami mandi air panas bersama dan tidur. Hanya saja ia tidur di kamar depan, gue di kamar gue. Daripada ketahuan istri bisa perang kaya USA vs Afganistan. Dan sekali lagi dugaan gue salah. Esoknya istri gue datang sambil tersenyum.
"Enak main ama Rini..?" tanyanya.
gue awalnya tidak mau mengaku. Baru kemudian istri gue bilang, "Itu emang rencana kita. Rini udah minta izin. Makanya aku nginep di rumah bokap. Aku sih oke aja, asal nanti kita bisa main bertiga."
gue hanya terbengong.

Baru gue ingat, ternyata istri gue waktu nonton BF tahun lalu bilang ingin threesome. Apakah itu ceweknya dua atau cowoknya dua.

Dari Toko Buku



Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku Gramedia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu.

Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada yang istimewa denganku.

Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak mengambil majalah tersebut. Kami sempat saling merebut sesaat (sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai. "Maaf.." kataku sambil memungut majalah tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan dadanya cukup membusung. "Busyet! molek juga nih ibu-ibu", pikirku.

"Nggak pa-pa kok, nyari majalah X juga yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet", katanya sambil tersenyum manis.
"Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak.."
"Kamu suka juga fotografi yah?"
"Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok.."
Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, "Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah", potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.
"Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan", katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.

Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
"Hi, asyik amat baca bukunya", tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanaya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.
"Ada yang kelupaan Mbak?"
"Oh tidak."
"Putrinya mana, Mbak?
"Les piano di daerah Tebet"
"Nggak dianter?
"Oh, supir yang nganter."
Kemudian kami terlibat pembicaraan tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus. Akhirnya mbak yang bernama Ani tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah. Aku duduk di dekat jendela dan Mbak Ani duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat.

Busyet dah, lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih, pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut.

"Ke mana?" tanyaku.
"Terserah kamu saja", balasnya mesra.
"Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol", kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
"Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol", katanya sambil tersenyum.
Kami menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi.

Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Mbak Ani yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Ani, Mbak Ani pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku. Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Mbak Ani dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya. "Mmhhh.. kamu nakal sekali deh dari tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih", sambil dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku.

Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. "Buka dong bajumu", pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya.

Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya. Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang. Nafas Mbak Ani semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya.

Akhirnya mulutku sampai juga ke buah semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan. Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Mbak Ani menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras. Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali.

Kulihat Mbak Ani segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Ani bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Ani ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Ani yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas. Mbak Ani menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, "Slebbb…" tidak masuk, hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Ani merintih kesakitan.

"Pelan-pelan Ndi", pintanya lemah.
"Ya deh Mbak", dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. "Aarrghh.. pelan Ndi.." Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. "Arrhhghh…" Mbak Ani menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.

"Kenapa Mbak, mau udahan dulu?" bisikku padda Mbak Ani setelah melihatnya kesakitan.
"Jangan Ndi, terus aja", balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Ani yang ketat sekali.

Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Ani. Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras.

Setelah Mbak Ani tenang, segera senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Ani mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Ani mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat.

Baru sekitar 12 menitan menggenjot, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, "Auuwwww….", jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas.
"Istirahat dulu Mbak", tanyaku.
"Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi", bisiknya dengan nada manja.
"Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..", balasku tak kalah mesranya.
"Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..", pancing Mbak Ani.
"Ah nggak kok Mbak, baru kali ini", jawabku berbohong.
"Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa", puji Mbak Ani.
"Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak", balasku balik memuji.
"Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur", balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.

Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi. Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Mbak Ani tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah senjataku memasuki liang sorganya. Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Mbak Ani harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les piano. Tapi sebelum berpisah kami saling memberikan alamat dan nomer telepon sehingga kami bisa bercinta lagi di lain saat dengan tenang dan dama

Ngeseks Unik




Pagi itu, aku lupa hari apa, aku masih tertidur di ranjangku, yang kebetulan sekamar dengan orang tuaku. Kata orang tuaku sich, kami tidur seranjang untuk menghemat biaya AC yang cukup mahal itu. Saat itu aku memakai baju tidur satin warna pink yang tidak berlengan. Di dalamnya hanya mengenakan celana dalam warna kuning yang mini, sehingga kalau ada pria yang melihat pasti akan terangsang melihatnya.

Hari itu, mama dan papaku kembali sedang pergi ke Jakarta. Sedang ciciku sudah ke kantornya. Memang sudah kebiasaan di rumahku, jika ada orang di rumah, pintu depan tidak pernah terkunci, hanya dirapatkan saja.

Pagi itu, aku tidak tahu bahwa mamaku memanggil tetanggaku Benny yang tukang servis AC itu, untuk menservis AC di rumah. Benny adalah seorang cowok chinese yang wajahnya jauh dari tampan. Rambutnya agak botak. Tubuhnya tinggi. Usianya tak jauh beda dari ciciku. Katanya sich dia pernah naksir aku.

Pagi itu, sekitar jam 8, Benny datang ke rumahku membawa peralatan hendak menservis AC. Dia mengetuk pintu namun tak ada jawaban karena aku masih pulas tidur di kamar. Maka dia memberanikan diri, karena sudah kenal, masuk ke rumah.

Waktu dia mendekati kamarku, rupanya mamaku lupa merapatkan pintu kamar, hingga agak terbuka sedikit. Benny tanpa kusadari membuka pintu itu pelan-pelan. Aku saat itu sedang tertidur pulas tanpa ditutupi selimut. Baju tidurku juga sudah tersingkap sampai di pusar, sehingga celana dalamku yang berwarna kuning menyala itu terpampang bebas di hadapan Benny.

Aku merasa ada tangan yang meraba-raba pahaku. Namun aku saat itu sedang memimpikan bersetubuh dengan pacarku. Saat tangan itu membelai-belai selangkanganku yang masih tertutup CD itu, aku merasa bahwa itu adalah jilatan-jilatan dari pacarku.

Kurasakan tangan itu semakin berani merabai tubuhku. Diselipkan jarinya dibalik Cdku yang sudah mulai basah itu. Diraba-rabanya bibir vaginaku dari luar.

Tiba-tiba di halaman belakang ada suara genteng jatuh sehingga aku terkaget dan terbangun. Lebih kaget lagi saat kulihat Benny sedang mempermainkan vaginaku dengan jari-jarinya sambil cengegesan.

"Pagi Dya, sorry gua masuk tanpa permisi, abis ngga ada yang bukain pintu. Pas gua masuk eh gua liat lu lagi bobo dengan baju seksi gini." "Gua ngga tahan kalo liat lu begini"

Aku berusaha menolak Benny, tapi tangannya kuat mencengkeram bahuku sambil jari tangan yang satunya sibuk mengorek-ngorek isi vaginaku dari balik Cdku yang sudah basah itu.

Aku merasakan geli yang amat sangat, namun aku juga tak begitu rela disetubuhi oleh si Bandot ini.

"Sudah Ben.. gua ngga tahan nich.. entar ketahuan orang ngga enak " kataku sambil berusaha memegang tangannya. Namun dia tetap bertahan "Tenang aja Dya, bentar lagi pasti enak koq.. Ayo lah.. kita kan udah kenal lama, sekali-sekali kasih donk gua kesempatan.." kata Benny sambil terus mengorek-ngorek vaginaku.

Tak lama kemudian aku merasakan akan orgasme, sehingga pahaku menjepit kuat tangan Benny yang ada di selankanganku. Kira-kira 5 menit kemudian aku merasakan ada cairan yang keluar deras dari vaginaku. Aku jadi lemas karenanya dan telentang tak berdaya, pasrah membiarkan apa yang akan dilakukan Benny.

Benny kemudian menaikkan dasterku ke atas hingga lewat kepala dan membuangnya entah kemana. Dia tersenyum mesum melihat payudaraku yang terpampang bebas dengan putingnya yang merah kecoklatan itu.

Dia segera mengenyot payudara kananku, sambil lidahnya bermain-main di atas putingku. Tangan kanannya perlahan-lahan merosot Cdku hingga bugil. Kemudian jari-jarinya kembali ditusuk-tusukkan ke dalam vaginaku yang sudah becek itu. Mulutnya berganti-ganti mengenyot kedua payudaraku.

Aku yang sudah terangsang itu tak sadar mulai mengelus-elus kepala Benny yang botak itu seperti kekasihku. Padahal sebelumnya aku sama sekali tak kepengen disentuh Benny. Namun Benny sungguh sangat pandai menaikkan nafsuku.

Kemudian Benny melepas seluruh pakaiannya hingga terlihatlah kontolnya yang berukuran sekitar 18 cm dengan diameter 4 cm itu. Dia menyuruhku untuk menjilatnya.

Mulanya aku menolak karena kontol itu agak bau, namun dia menjejalkan kontolnya ke mulutku hingga aku mulai mengemutnya. Kepalaku digerakkannya maju mundur seperti sedang dientot oleh kontolnya.

Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara. "Wah, lagi apa nich.. lagi asik ya.. ikutan donk.." Kami berdua menoleh. Rupanya Bang Man, sopir tetanggaku masuk ke dalam rumahku yang tak terkunci itu. "Sorry non, tadinya mau minjem tangga, eh ternyata lagi pada asyik.." Kata Bang Man.

Aku merasa kepalang basah, maka mendiamkan saja keadaanku yang sedang bugil bersama Benny. Kulihat Bang Man segera melepas celana panjang dan Cdnya. Kontol Bang Man sedikit lebih panjang dari Benny tapi lebih kurus. Selain itu warnanya juga hitam.

Kini kedua pria itu mendekatkan kontol mereka ke bibirku. Sambil terus mengocok kontol Benny yang sudah tegang itu, kontol Bang Man yang masih lemas itu mulai kujilat-jilat. Perlahan tapi pasti kontol itu mulai menegang, hingga akhirnya sama tegangnya seperti kontol Benny.

"Bang, aku udah ngga tahan.. langsung masukin aja ya.. Ben, elu masukin dari bawah aja dech.." kataku kepada keduanya.

Benny kemudian menelentang hingga kontolnya mengacung tegak ke atas. Perlahan aku naik ke atas tubuh Benny dan memasukkan kontolnya ke vaginaku.

Mula-mula agak sakit, namun Benny menghentakkan tubuhnya ke atas hingga bless.. Kontolnya langsung masuk ke dalam lubang memekku.

Aku perlahan-lahan mulai menaik turunkan tubuhku. Tak terlalu susah karena vaginaku sudah basah. Aku merasakan kegelian yang amat sangat saat kontol Benny keluar masuk tubuhku.

Tiba-tiba Bang Man memaksaku agak menelungkup. Kemudian.. bless.. Kurasakan kontolnya yang panjang itu menyodok lubang pantatku hingga aku agak terdongak ke atas. Bang Man segera menjambak rambutku dan menjadikannya sebagai pegangan.

Aku semakin kegelian karena payudaraku yang tergantung bebas itu dijilat-jilat Benny dari bawah. Sungguh sensasi yang luar biasa. Saat Bang Man menyodokkan kontolnya, saat itu pula kontol Benny tertanam makin dalam ke liang vaginaku. Aku sampai dibuat orgasme 2 kali.

15 menit kemudian mereka berganti posisi. Benny masih menelentang, namun dia mendapat jatah lubang duburku. Sementara itu dari depan, Bang Man menyodokkan batangnya kedalam vaginaku yang sudah becek. Bang Man menggenjot kontolnya maju mundur dengan cepat sambil tangannya berebutan dengan tangan Benny meremasi payudaraku.

Aku dibuat menggelinjang kesana kemari oleh terjangan dua cowok ini, hingga akhirnya aku tak tahan dan orgasme untuk entah yang keberapa.

Tak berapa lama kurasakan kontol Benny berdenyut-denyut, dan dia mencengkeram keras payudaraku. Dia kemudian menyemprotkan spermanya banyak sekali di dalam duburku.

Rupanya Bang Man masih perkasa. Tanpa mempedulikanku yang kecapean, dia segera memangkuku, sambil kontolnya naik turun menusuk vaginaku. Bibirnya yang hitam itu sibuk mengenyot-ngenyot puting susuku hingga aku kegelian.

Akhirnya aku kepengen orgasme lagi. " Bang.. aku mau keluar lagi.." "Tahan non, abang juga dah mau nyampe.. barengan aja "

Akhirnya kurasakan aku mulai mengejang, Bang Manpun juga demikian. Akhirnya pertahananku jebol. Dari vaginaku keluar cairan banyak sekali. Tak lama kurasakan Bang Man juga menyemprotkan banyak sekali air maninya ke dalam vaginaku.

Kami berdua kecapean hingga telentang di ranjang. Rupanya Benny sudah bangkit lagi. Hingga tanpa memberiku waktu istirahat, dia segera menancap vaginaku.

Hari itu, kami bertiga bermain sex sampai kira-kira hampir sore. Aku merasa sangat kelelahan sekali, namun juga sekaligus puas sekali. Ini adalah pengalamanku yang sangat hebat.

"Nadya, elu sungguh hebat, kapan-kapan kita main lagi ya" kata Benny sebelum pulang sambil menciumku. Dalam hati aku hanya bisa mendongkol. Enakan di dia, ngga enak di guanya, gerutuku dalam hati

Ngentot Intan Kembang SMA




Suatu siang saya jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing. Ya,liat-liat cewek cantik. Begitu aku lagi liat kiri kanan, eh.. tak taunya seseorang menubrukku. Cewek ini sepertinya habis belanja banyak dan terburu-buru hingga tak tahunya menubruk orang.

Begitu bertabrakan, saya langsung membantunya memberesi barang-barang miliknya yang berserakan. Tidak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya. walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku.

"Maaf mbak tidak sengaja nih." kataku padanya.
"ya…nggak apa-apa lagi. Oya.. kamu Randy kan…." katanya padaku.
"iya, saya Randy. Dan mbak siapa ya? kok tahu nama saya?"
"kamu nggak ingat sama aku ya. teman SMA kamu yang suka jahilin kamu." katanya padaku.
"siapa ya. em, maaf Intan yach. SiBunga SMA"
"Tepat sekali. tapi tadi kok kamu panggil aku mbak seh?"
"Sorry deh. abis saya nggak tau siapa kamu"
"kenapa? lupa ya sama aku. atau emang udah dilupain ya"
"ya, gimana ya, kamu keliatan cantik banget. beda dengan yang dulu." kataku sedikit memujinya.
"akh kamu. biasa aja" katanya sambil tersipu malu.
"oh ya. ke kafe yuk. buat ngerayain pertemuan kita ini"
"ok deh. tapi kamu yang traktir aku ya. abis aku lagi bokek nih" kataku padanya.
"ya, nggak masalah lagi. yuk.."

Aku dan Intan pergi ke kafe langgananya Intan. Sampai disana, kami memilih meja yang paling pojok. Suasana di dalam kafe saat itu sangat sejuk dan nyaman. membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

"Gimana kabar kamu sekarang Ran. udah berkeluarga ya" tanya Intan padaku.
"Saya seh baik-baik aja. masih sendiri, masih kepengen bebas"
"kalau kamu gimana. udah bekeluarga ya" tanyaku padanya.
"aku udah married. sudah 3 tahun"
"asyik donk. trus mana suami kamu? kok pergi sendirian? nggak takut digodain sama lelaki iseng"
"ah kamu. lakiku lagi ada urusan bisnis katanya. eh ayo makan. kok didiamin aja nih"
kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia. Habis makan, kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing.

Beberapa hari kemudian, Intan mengirim SMS ke HP ku. isinya mengajakku untuk main kerumahnya. SMS-nya saya balas dan saya tanyakan dimana alamat rumahnya. Beberapa menit kemudian Intan membalas SMS-ku dan menyebutkan alamat rumahnya.

Saya berangkat kerumah Intan-sibunga SMA. Tak lama kemudian saya sampai didepan rumah mewah. Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Intan dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu, pass, memang benar ini rumahnya. Kutekan bel yang ada didepanku. Beberapa saat kemudian pintu pagar terbuka dengan sendirinya. Saya masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya. Saya berjalan menuju teras depan dan Intan telah menungguku disana.

"Hii, gimana kabar kamu." sapanya padaku.
"Baik saja. kamu gimana kok sepi amat seh? pada kemana nih"
"iya nih nggak ada siapa-siapa dirumah. jadi kesepian. makanya aku undang kamu kesini buat nemenin aku"
"nggak salah nih, ntar suami kamu marah lagi"
"ah, nggak apa-apa. dia lagi di LN sekarang"
"yuk masuk. kita ngobrol didalam aja deh"

Kamipun masuk kedalam rumah. Wah, benar-benar mewah nih rumah. semua perabotannya sangat mengagumkan.
"mari, silahkan duduk.jangan malu-malu. anggap aja seperti di rumah sendiri"
"Thanx." dan sayapun duduk
"oya, mau minum apa nih. panas, dingin atau yang hangat" kata siNyonya rumah.
"jadi bingung nih milihnya" kataku padanya.
"ya, kalau yang panas, teh sama kopi trus kalau mau yang dingin ada soft drink" balas si Intan
"trus kalau saya milih yang hangat gimana" tanyaku lagi.
"ya…ada deh" kata rani sedikit genit.
"ok deh, kalau gitu saya minta yang hangat aja deh "kataku coba menggodanya.
"ah kamu ini bisa aja. ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti"
"ya, tergantung yang ngasih donk"

Intan bangkit dari duduknya."bentar ya, aku ke belakang dulu"
Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu. Intan kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange. Dia meletakkannya di atas meja.

"Lho. tadi katanya yang hangat kok yang itu seh" kataku padanya.
"yang hangat ntar. so pasti aku kasih deh"

Akupun duduk kembali.
"Tan rumah kamu bagus banget deh. so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu."
"ah, siapa bilang. dari luarnya aja aku keliatan bahagia" katanya mulai serius.
"memang semuanya aku punya. tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia"
"bayangin aja deh, dalam satu bulan, palingan suamiku 3 hari ada di rumah"
"selebihnya, ya kesana kemari ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu. jadi kamu bisa bayangin deh. betapa aku sangat kesepian.."

Intan mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya. Saya mencoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali. Saat itu, Intan mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu. Di balik kaos ketat lengan pendek itu, sepertinya Intan tak mengenakan Bra. itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi. Berlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang saya kenakan.

Intan bangkit dari duduknya dan pindah disampingku. Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.
"Dy, aku kangen banget deh sama kamu." katanya padaku
"O, ya" kataku padanya.
"iya nih. apalagi sama." katanya terputus.
"sama apa seh Tan..."
"sama... sama ini nih." katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.

Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan. walau sebenarnya saya juga menginginkannya.
Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku, Intan tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku. malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

Perlahan, mukaku dan muka Intan makin mendekat. Intan memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku. Kukecup bibirnya yang merah itu. Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi. Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya. Intan sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

Sementara itu tanganku tak tinggal diam. Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat, padat dan berisi, Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Intan. Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku. Dan tangan Intan semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

Intan beranjak dari tempat duduknya. Berlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya. Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Begitu sangat sempurna sekali. Dua gundukan bulat putih mulus menggantung didadanya. ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Intan type wanita haus seks.

Intan kembali duduk bersimpuh dihadapanku. Kali ini dia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan. Begitu celanaku terbuka, nongollah batang kontol ku yang mulai mengeras di balik celana dalamku. Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kontolku. Lama kelamaan ukurannya makin membesar. Intan mulai menjilat ujung kepala penisku. Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kontol ku hingga sampai kedua buah biji pelerku. Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang kontolku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku. Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya. Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kontol ku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku. Aku semakin kuat menjambak rambutnya Intan dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

"Akhhh..Tan..aku mau keluar nih" erangku padanya
Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Intan. Tanpa merasa jijik sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku. Dan sambil tersenyum, Intan menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.

Beberapa saat kami istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Intan dan merebahkannya diatas sofa yang empuk. Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya. Saya membuka kedua kaki Rani lebar-lebar. Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar. Dengan penuh nafsu, saya menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu. Intan menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.

Intan merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya. Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada di luar negri. Baginya, kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya. Desahan, erangan dan jeritan Intan makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

"Sayang. cepet dunk masukin punyamu kememek aku. udah nggak kuat nih"rengeknya padaku.

Akupun memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kontolku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Intan.
Saya memegang batang kontolku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Intan. Terjadilah hubungan ngentot saya dan Intan.

Aku mulai maju mendorong pantatnya Intan. Beberapa kali kucoba selalu meleset. Mungkin karena ukuran kontol ku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet. Namun setelah beberapa kali mencoba, akhirnya batang kontol ku masuk menembus lubang memeknya Intan. Tanpa membuang waktu lagi, kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Rani. Ngentot Dengan penuh nafsu, Intan menikmati gerakan Penisku yang maju mundur mengentot vaginanya. Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu. Intan mengimbangi gerakanku ngentot Intan dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.

Sekitar ngentot tiga pulu menit berlalu, Intan merasakan akan mencapai klimaks. Intan mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat. Wajahnya berubah ganas, matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang. Saya tahu kalau Intan akan mencapai klimaknya. Kupercepat gerakan pantatku mengentot vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatan datang. Intan mendekap erat tubuhku, Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku. Cairan hangat dan kental merembesi dinding vagina Intan. Orgasme yang beruntun telah dialami Intan si bunga SMA.

Untuk beberapa saat, kubiarkan Intan menikmati sisa -sisa orgasme ngentotnya, sebelum kami melanjutkan permainan ngentot yang berikutnya. Perlahan Intan bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu. Sayapun duduk disampingnya. Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu. Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Intan. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini, kuangkat Intan dan kududukkan ia diatas pahaku. Posisinya ngentot kini tepat berada diatas pangkuanku, sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku. Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya. Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya. Kudiamkan perlahan, kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Intan.

Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya, ngentot Intan. Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Intan bergoyang-goyang diatas pangkuanku. Terdengar erangan kenikmatan dari mulut Intan, menikmati permainan ngentot ini. Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya. Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang-goyang tak karuan. Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya berlahan.

Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kontol ku. Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme. Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan, saya dan Intan mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Intan. Beberapa saat kemudian Intanpun menyusul. Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu. Aku memcabut batang kontol ku dari dalam vaginanya Intan.
Dengan cepat Intan jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.

Sesaat kemudian Intan tersenyum padaku. Senyum penuh kepuasan yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang. Saya bangkit dan mengenakan kembali pakaianku. Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Sayapun pamit pada Intan.

Begitulah cerit ngentot pertamaku dengan intan. Dan terus berlanjut hingga sekarang.

tamat--

Bolos Kuliah Membawa Nikmat




Kenalkan, namaku Ari. Aku adalah seorang mahasiwa tingkat 3 di sebuah perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Postur tubuhku biasa saja, tinggi 172 cm dengan berat 61 kg, namun karena saya ramah, lumayan pintar, serta lumayan kaya maka saya cukup terkenal di kalangan adik maupun kakak kelas jurusanku.

Pagi itu saya tergesa – gesa memarkir Honda Jazz di parkiran kampus. Setengah berlari saya menuju ke gedung kuliah yang berada sekitar 400 m dari parkiran tersebut, sambil mataku melirik ke jam tangan Swatch yang telah menunjukkan pukul 8.06. Shit..! Kalau saja tadi malam saya tidak nekat menonton pertandingan bola tim favoritku (Milan) sampai pukul 2 larut malam pasti saya tidak akan terlambat seperti ini.

"Kalau saja pagi ini bukan Pak Saiful yang mengajar, tentu saja saya masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Saiful yang berusia sekitar 40 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya. Kesempatan "titip absen" pun nyaris tidak ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir. Parahnya lagi, kehadiran minimal 90% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya."

Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar saya sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka.

Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku. "Hai Ari..!" Sayapun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah adik angkatanku yang bernama Dewi. "Hai juga" jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik. "Kerah baju kamu terlipat tuh" kata Dewi. Sadar, saya lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku. "Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru – buru ya?" kata Dewi lagi. "Iya nih, biasa Pak Saiful" jawabku. "Mmh" Dewi hanya menggumam.

Setelah pintu lift terbuka sayapun masuk ke dalam lift. Ternyata Dewi juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Dewi. Ternyata hari itu dia tampil sangat cantik. Tubuh putih mulusnya setinggi 168 cm itu dibalut baju kaos pink yang ketat, memperlihatkan branya yang berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34D. Ia juga mengenakan celana blue jeans yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya. Wangi parfumnya memenuhi udara di dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum milikku. Hmm pikirku, pantas saja Dewi sangat diincar oleh seluruh cowo di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional. Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang. Namun jujur diriku hanya menganggap Dewi sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan saya baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru.

Tiba – tiba pintu lift membuka di lantai 4. Dewi turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Dewi masuk ke sebuah ruang studio di lantai 5 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Saya juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehe.

Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, saya tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi "kuliah Pak Saiful ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen"
Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan saya malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Dewi. Bermaksud ingin mengisi waktu dengan ngobrol bersamanya, sayapun bergegas turun kelantai 5 sambil berharap kalau Dewi masih ada disana.
Sesampainya di lantai 5 ruang studio, aku tidak tahu apa Dewi masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dewi yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya "Hai Ari, ngga jadi kuliah?"

"Kuliahnya diundur" jawabku singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Saya memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dewi, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar saya mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Dewi. Maklum, namanya juga cowo, huehe.

Penasaran, saya segera mendekati Dewi. "Hi Dewi, lagi ngapain sendirian disini?"
"Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi."
"Eh, kebetulan ada Ari, udah pernah ngambil kuliah ini kan?" Tanya Dewi sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku mengangguk singkat. "Bisa ajarin Dewi ngga caranya, Dewi dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?" pinta Dewi. Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama dia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.
"Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Kak, udah ngerepotin." Kata Dewi ramah. Iapun menutup laptopnya dan mengemasnya.
"Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini" kataku sekedar iseng menggoda. Dwi pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, kuntol ku pun bangun. "Iih, kak Ari kok itunya tegang sih?" kata Dewi sambil membenarkan posisi tangannya. "Sori ya" kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil dia tetap duduk di pangkuanku.

Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar – benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba – tiba kami sudah saling berciuman mulut.

Ternyata ia seorang pencium yang hebat, saya aja yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin ngentot dirinya.

Seolah mengetahui keinginanku, Dewi pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah vaginanya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar ke punggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang. "mmhh.. mmmhh.." hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.

Puas berciuman, ayapun mengangkat tubuh Dewi sampai dia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas – remas gundukan payudara putih mulus yang terasa padat itu, hangat, serta memenuhi tanganku. "Aaah, Kak" Erang Dewi yang manja makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Dewi pun sekarang telanjang dada. Sayapun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar putih mulus harum, serta puting nya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. "Kak" katanya sambil menekan kepalaku kearah payudara nya. Akupun tidak menyia – nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudara nya. Kadang bongkahan payudara dewi kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah saya ingin menelannya, dan itu membuat badan Dewi menggelinjang. "Aaahh… SShhh…" aku mendongak keatas dan melihat Dewi sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudara nya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan "pekerjaanku" di dadanya.

Puas nyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangan nya. Sayapun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamn hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan vaginanya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun mendekatkan hidungku ke arah vaginanya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Dewi sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan vagina Dewi. Ingin segera ngentot dirinya.

Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dewi memang sudah terangsang karena servisku. Jujur saja aku merasa deg – degan karena selama ini aku belum pernah ngentot dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu – ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. "Mmhhh… Ooggghh…" Dewi mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dewi gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.

"Buka aja celana dalamku" kata Dewi. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dewi benar – benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar – benar pemandangan yang indah. Vagina nya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, sayapun segera melahap vaginanya, menjilati bibir vaginanya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya.
Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dewi terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. "Emmh, please don’t stop" kata Dewi dengan mata terpejam. "OOuucchh…" Rintih Dewi di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya."Ssshhh…Ahhh", balasku merasakan nikmatnya vagina Dewi yang makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati vagina nya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian, "Uuuhhh.. Dwi mau ke… lu… ar…" seiring erangannya vaginanya pun tiba – tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. "Slruuppp…" suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Dewi terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga dia merasakan cairan cintanya sendiri.

"Mmhh, Kak makasih ya kamu udah bikin Dewi keluar." "kamu malah belum buka baju sama sekali, curang" kata Dewi. "Gantian sini." Setelah berkata lalu Dwi mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. dIapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku.
Iapun kaget melihat batang penisku yang berukuran cukup "wah." Panjangnya sekitar 16 cm dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Dewi yang lentik. "Kak, punya kamu gede banget" setelah berkata maka Dewi langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sungguh nikmat sekali. "mmh Dewi kamu nikmat banget" kataku. dIapun menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku. "aah… uuhh… " hanya itu yang dapat kuucapkan.

Lalu diapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga dia seperti menelan penisku sebanyak 5 – 6 kali.

Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. "Kak, aku masukin kontol mu ya" kata Dewi bergairah, di penghujung acara ngentot ini.

Lalu diapun menduduki kontol ku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam liang vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik – turunkan vaginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang. "Pak.. pak… pak.. sruut.. srutt.." bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu.

Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.

"Wi, ganti posisi dong" kataku. Lalu Dewi berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang vaginanya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan kontol ku dari belakang. "aahh, pelan – pelan sayang" kata Dewi. Akupun ngentot tubuhnya sampai payudaranya berguncang – guncang dengan indahnya.

"Aaahhkk, Kak, Ooucchhhkgg Ermmmhhh" suara Dewi yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan penisku. "Ooohh yeahh ! erang Dewi liar.

"Aduhh.. aahh.. gila Wi.. enak banget!" ceracauku sambil merem-melek. "Oohh.. terus Kak.. kocok terus" Dewi terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. "Yak.. dikit lagi.. aahh.. Kak.. udah mau" Dewi mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. "Wi.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh" geramku dengan mempercepat gerakan.

"Enak nggak Kak?" tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku. "Gila.. enak banget.. terusin sayang, yang kencang.." Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.

"uuhh.. sshh.. wi, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana?" tanyaku. "uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan" kata Dewi. Makin lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat..

"Masukin yang dalem dooo…ngg…", pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai pada beberapa saat kemudian. "aahh… Kak.. kita keluarin sekarang" Dwi berkata sambil tiba – tiba cekikan vaginanya pada penisku terasa sangat kuat dan nikmat.

Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Sayapun tak mampu membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang vaginanya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat bersamaan sayapun memeluk Dwi dengan eratnya dari belakang.

Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Aku menyodorkan penisku ke wajah Dwi dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penisku.

Saya menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Dewi tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun saya sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.

"Dewi.. mau keluar nih.." kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Dwi. "Bentar, tahan dulu Kak.."jawabnya sambil melepaskan kocokannya. "Loh kok ngga dilanjutin?" tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku, Dewi mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat saya menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa saya dapatkan dari kontol ku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok kontol ku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Dewi pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri.

"Gila wi, kamu ternyata liar banget.." Dewi hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal.

Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. "Enak nggak kak?" tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
"Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang kencang.." Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. "Ahh.. ohh.." desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

Tak lama kemudian, "aah… Dwi aku mau keluar lagi…" setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Dewi. dIapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri.

Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang ke kostan setelah mengantarkan Dewi ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan – kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu saya mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Saiful, saya sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dewi.