PELAYANAN SEX VANI


________________________________________
Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.

Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.

Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.

Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus kemacetan ibu kota.

”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.

Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.

Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.

Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.

Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Ethan dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe” pikir Ethan napsu.

Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.

”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan dipelorotkan panty-nya.

Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.

Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.

Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat pantat Vani agar segera menungging.

Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya.

”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.

Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.

”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.

”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.

Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.

”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.

Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.

”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”

Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Ethan.

”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.

Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.

”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.

”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.

”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang kesekian.

”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.

Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.

Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.

Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik Vani tertahan.

Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.

”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.

Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.

”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.

Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.

Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.

Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran peju.

Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.

Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.

Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani, perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.

Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.

Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa berganti pakaian.

Kepuasan Bersama Yeni



Nama gw rio. Umur gw sekarang 27 tahun. Sebenarnya kehidupan seks gw bias dibilang normal sekarang ini. Walaupun kadang2 “kebiasaan” lama susah untuk benar2 dihentikan. Entah kenapa, gw sangat horny apabila mempertunjukkan kelamin gw. Dan korban2nya biasanya bukanlah wanita2 yg terbilang cantik, modis, dll. Dan kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pembantu, baik pembantu di rumah gw sendiri, ataupun pembantunya temen2 gw. Dan untungnya gak ada orang lain yg tw, kecuali beberapa orang tertentu yg merupakan korban gw sendiri.. yg akan gw certain disini adalah pengalaman eksibisi pertama gw…
Waktu itu gw masi berumur 14 tahun dan duduk di bangku smp kelas 2. Gw mempunyai pembantu bernama yeni. Secara fisik, kak yeni punya tampang yang biasa2 saja dan bertubuh lumayan oke. Pantatnya tidak terlalu besar, dan begitu juga dadanya. Namun sifatnya yang kadang2 genit itu cukup menggairahkan bwt gw. Tp tetep aja, pembantu bukanlah orang yg umumnya menjadi objek seksualku. Terutama karena profesinya itu sendiri…

Di siang hari biasanya rumahku kosong, karena anggota keluarga yg laen sedang sibuk dengan urusannya masing2, sementara gw lebih memilih untuk pulang kerumah setelah kegaitan di sekolah yg cukup melelahkan. Tp bukannya beristirahat, aku memanfaatkan rumah kosong tersebut untuk menonton bokep di komputer gw di kamar. Kamar gw cukup kecil, dan membelakangi jendela yg berukuran besar, layaknya rumah2 jaman dulu. Jendela tersebut menghadap ke halaman belakang rumah gw…
Pada suatu siang, seperti biasa, sesampainya di rumah ak langsung masuk kamar dan menyalakan computer untuk nonton bokep baruku. Dan ketika asik2nya nonton, layar berubah menjadi hitam karena pergantian chapter di film. Dan ketika itu ak melihat bayangan pembantuku yang melihat ke dalam kamar gw dari balik jendela, yang ketika itu memang sedang terbuka lebar. Walaupun ak kaget , namun ak gak panik, sebaliknya, ak tetap tenang dan mengira2 reaksinya. Karena beberapa saat tetap hening, ak berasumsi kak yeni bukan hanya memergoki, tapi juga ikut menonton dari balik jendela. Dan mengetahui hal tersebut membuat ku semakin horny, yang ketika itu baru menyadari bahwa perempuan juga bisa menikmati bokep. Setelah puas beberapa menit, aku pun meninggalkan kamar dengan bokep tersebut masi menyala, supaya dia bebas menonton tanpa takut ketahuan olehku, ddan ak beronani di kamar mandi.
Entah kenapa, acara nonton bokep “bersama” tersbut akhirnya menjadi kebiasaan. Setiap kali orang tuaku meninggalkan rumah, aku pasti langsung masuk kamar dan memutar film tsb, dan kak yeni pun udah menunggu di balik jendela. Aku selalu berusaha untuk tidak melihat ke arah jendala, karena takut memergoki dia. Walaupun awalnya hal itu membangkitakan gairahku, namun setelah beberapa lama ak jadi bosan dan ingin melakukan yg lebih lagi. Blom sempat memikirkan hal apa lagi yg bisa membangkitkan gairahku, ak mendengar ketukan pelan di pintu kamarku. Ak pun melihat ke jendela dengan curiga, dan ternyata pembantuku sudah gak kelihatan disana. Ak pun bertanya2 mw apa dia masuk ke kamarku.
Setelah memutuskan untuk membiarkan film tadi menyala, ak pun membukakan pintu dan melihat wajah gugup pembantuku.

“ada apa kak?” tanyaku.
“a.. anu.. itu…” dia menjawab dengan gugup.
“kakak lupa nyapu kamar adek tadi pagi. Jadi mw kakak sapu sekarang aja” jelasnya.
Dan ak pun mempersilahkannya masuk. Ketika dia masuk, tatapannya tak lepas dari layar komputerku. Dan dengan sengaja akupun membesarkan volumenya. Dan desahan-desahan erotis segera memenuhi kamarku. Keliahatan dengan jelas bahwa, dia tak pernah berniat menyapu kamarku. Dia hanya membersihkan tempat yang sama berulang ulang. Dan ketika ketika adegan ejakulasi terlihat di layar, dia menarik nafas panjang dan mulutnya yang setengah membuka dari tadi membuka semakin lebar, dan liurnya sampai mengalir ke dagunya. Lalu dia pun tersadar dan menyeka liurnya sambil mulai bekerja lagi. Dan ketika itu, ada sesuatu yg dilihatnya yang membuatnya tersentak dan nafasnya tertahan. Dan aku yang ketika itu berpura2 membaca majalah agar dia leluasa menonton pun sadar akan apa yang dilihatnya. Posisiku waktu itu, ak sedang duduk di tempat tidur sambil baca majalah, dan kedua kakiku mengangkan lebar. Burungku yang udah tegang dari tadi rupanya menyembul keluar dan berdiri dengan bangganya. Ketika itu ak memang hanya mengenakan boxer pendek. Dan burungku bisa menyelip keluar dengan gampang.

Dari balik majalah kulihat wajah kak yeni yang semakin memerah dan sapunya terlepas dari tangannya. Dan dia pun menunduk untuk mengambilnya. Tp entah kenapa dia seperti berlama lama mengambil sapunya dan setelah beberapa saat, aku merasakan hembusan nafas di selangkanganku. Aku pun tersadar bahwa sekarang wajahnya sangat dekat dengan burungku, tp ak belum merasakan sentuhan apa pun. Kayaknya dia belum berani. Tp hal itu saja sudah cukup membuatku horny setengah mati, dan satu sentuhan saja di “situ” pasti akan membuatku muncrat sampe mengahbiskan stok sperma ku. Jantungku berdegup kencang gak karuan, dan rasanya t*t*tku menjerit minta dijamah. Setelah beberapa menit yang menyiksa itu, kak yeni pun meninggalkan ruangan dan ak langsung beronani sampai puas. Dan sekarang, ak sudah menemukan hal lain yang bisa kulakukan untuk menambah kenikmatan ber onani.
Ak pun mulai menyusun rencana tentang bagaimana supaya kak yeni bisa melihat titiku lagi. Dan ak yang selama ini jarang nonton tv sekarang sering ikut nonton walaupun hanya ketika rumah sedang kosong dan kak yeni juga sedang menonton tv. Walaupun begitu, awalnya ak hanya memperlihatkannya sekali2, takut kalo kak yeni curiga. Setiap kali ak berpindah posisi, mata kak yeni selalu mencari cari selangkanganku, dan ketika dia menemukan “sesauatu” yg ingin dia lihat, dengan cepat ak merubah kembali posisi dudukku. Hanya beberapa kali ak membiarkannya melihat dengan jelas titiku, itupun hanya sebentar. Dan setelah beberapa saat, dia menjadi sangat gelisah, dan masuk ke kamarnya walaupun sinetron kesayangannya belum usai. Awalnya ak merasa takut kalau dia risih, dan gak nyaman melihat itu. Tp setelah beberapa kali melakukannya, (aku hanya melakukannya sekitar seminggu 3 kali, agar tidak cepat bosan untuk kami berdua), ak melihat ternyata dia tetap nonton tv seperti biasa, dan tidak terlihat risih atau terganggu. Malah dia memanggilku ketika ak tidur siang di kamar untuk nonton bersamanya dia ruang tengah. Dan kalau ak menolak (sengaja untuk melihat reaksinya), dia mencari alasan yang bisa membuatku tertarik untuk ikut menonton tv.

Dan terbuktilah sudah, bahwa dia memang menikmati pertunjukanku.
Ternyata, pertunjukanku itu membuat dia jarang lagi mengintipku di kamar untuk menonton bokep, padahal ak ingin mencoba hal baru yg tak mungkin dilakukan di depan dia secara langsung. Ak harus memperlihatkan seolah tidak disengaja. Bahkan sampe sekarang dia gak tw kalo ak sengaja mempertontonkan “anu”ku itu. Tp, setelah beberapa hari, ak bisa melihat bayangannya lagi di balik jendelaku dari monitor computer, dan rencanakupun akhirnya bisa kumulai.

Awalnya ak menjalankan bokep sperti biasa dan ikut menonton. Tp setelah kira2 sepuluh menit, ak berdiri dari kursiku dan duduk di tempat tidur sambil bersandar ke dinding. Sesaat kulirik dari sudut mataku, kak yeni sudah tak ada disana, tp muncul kembali beberapa saat kemudian. Setelah memastikan kak yeni sedang mengintip, aku pun membuka baju dan celanaku sampai telanjang bulat. Ak tetap memfokuskan pandangan ke arah computer, dan mulai beronani. Lalu ak teringat suatu yang bakal membuat pertunjukan ini lebih gila lagi, dan keluar dari kamar setelah mengenakan celana dalamku. Ak langsung menuju kamar mandi dan mengambil celana dalam kak yeni dari gantungan baju. Dia memang selalu menggantung pakaian kotornya karena ingin mencucinya sendiri ketika mandi sore.
Sampai di kamar, ak langsung menciumi celana dalamnya itu, disaksikan langsung oleh kak yeni di balik jendela. Kelihatannya dia sangat terkejut melihat benda yang kupegang karena akmendegar suara nafas tertahan dari balik jendela.
“ooh kak yeni, celana kakak wangi banget. Wangi memiaw kakak masi tercium dari sini” ak berkata dengan keras agar terdengar olehnya.
“ooh kak yeni.. enak banget kaaak.“ desahku berulang-ulang ketika menciumi celana dalamnya sambil beronani. Sensainya benar2 luar biasa. Semburan kata2 mesum lancar keluar dari mulutku, dan memastikan suaraku cukup keras untuk di dengar olehnya, dan begitu keluar kutumpahkan smwa cairan orgasmeku ke lantai dan belakangan kulap pakai tisu. Tadinya mw kutumpahkan ke cd dia, tp ak blom berani terlalu kurang ajar kepadanya. Setelah itu kukembalikan celana dalamnya itu ke kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, ak berpapasan dengan kak yeni. Kulihat wajahnya memarah dan nafasnya tak teratur, dan anehnya, pakaiannya terlihat tidak rapi, bahkan resleting celana panjangnya terbuka. Ak mulai menduga dia juga melakukan sesuatu di balik jendela tadi.

Besoknya di sekolah, ak tak berhenti memikirkan rencana2 lain untuk kulakukan. Ak udah sangat gak sabar untuk pulang kerumah.
Sesampainya di rumah, setelah memastikan hanya kami berdua yang ada di rumah, ak langsung ke kamar mandi dan mandi. Setelah mandi dengan terburu buru, ak langsung masuk ke kamar kak yeni dengan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhku. Setelah di persilahkan masuk, ak pun langsung masuk dan pura2 menanyakan celana dalamku yang baru di setrika pagi ini. Padahal masi banyak stok cd bersih di lemariku. DIa juga ternyata mengikuti permainanku. Bukannya langsung mencari di peti tempat baju2 yang sudah di setrika biasanya disimpan. Dia malah mencari2 di lemarinya sendiri gak berapa lama, ak pun ikut2an mencari di kamarnya itu, dan kemudian melepas handukku seolah gak ada kejadian apa2. Dia pun kaget dan menoleh ke arah selangkanganku. Burungkupun langsung menegang karena sensasinya. Jantungku pun berdegup dengan kencang. Untuk mendinginkan suasana, ak pun mengajaknya bicara..

“udah ketemu kak.” Tanyaku.
‘eh, bbelum dek, kayaknya seingat kakak di lemari ini” katanya masi mengulur waktu. Padahal kami berdua tahu memang gak pernah disimpan disitu.
Tp setelah itu dia jongkok dan menarik peti dari bawah tempat tidurnya tempat baju2 orangtuaku disimpan, ketika dia melakukan itu, ak melihat celana dalam kak yeni dari balik roknya ketika dia berjongkok dengan kaki yang membuka terlalu lebar dari yang sewajarnya ketika orang sedang jongkok. Melihat itu ak juga ikutan berjongkok dan melihat terang2an ke arah celana dalamnya, bahkan ak dengan sengaja memiringkan kepalaku untuk memperjelas pemandangan itu. “Kak, celana dalam kakak keliatan tuh” kataku polos.
“eh, iya yah??” katanya. Lalu dirapatkannya lututnya. Ketika itu, gairahku udah gak tertahankan lagi, tp ak tetep berusaha untuk tidak menyentuh tubuhnya. Ak masih ingin melanjutkan sensasi pertunjukan ini. Lalu ak pun menggeser peti tsb, lalu berdiri di hadapannya yang sedang berjongkok. Ketika itu burungku udah hamper menyentuh mulutnya, namun dia tidak menunjukkan tanda2 penolakan. Lalu ak mulai beronani tepat di depan wajahnya. Rasanya benar2 nikmat, ak pun keluar dengan cepat karena emang udah dari tadi kutahan. Dan ku keluarkan semua cairanku ke wajahnya. Awalnya dia terkejut dan menghindar, namun setelah itu dia mendekatkan lagi wajahnya dan membuka mulutnya sedikit dan cairan manikupun masuk kedalam sebagian. Setelah selesai, ak langsung keluar tanpa berkata apa2..

Besok2nya ak langsung mengulangi kejadian itu, tp kali ini ak sengaja gak cari alasan apa2. Ak masuk ke kamarnya dgn berpakaian lengkap, dan langsung membuka celanaku di depan dia, dan naik ke tempat tidur. Dia waktu itu sedang tidur2an sambil baca majalah, dan ak langsung menyodorkan tongkolku ke wajahnya dan mulai beronani sambil mendesahkan namanya, dan sekali lagi smwa maniku muncrat ke wajahnya..
Ak selalu mencari saat2 yang tidak lazim untuk beronani di depan dia setelah kejadian2 kemaren. Misalnya waktu dia lagi duduk di sofa ak mulai beronani di sampingnya, lalu ketika keluar kutarik tangnnya dan kuarahkan dia agar menampung air maniku dengan tangannya. Atau mengetuk pintu kamar mandi ketika dia sedang mandi, dan terang2an mengambil cd kotor dia dari gantungan dan beronani sambil menonton dia mandi. Kadang2 dia malah membawakan celana dalam kotornya ke kamarku ketika ak sedang menonton bokep, dan dia pun langsung berjongkok di hadapanku dan bersiap menerima muncratan maniku…..
__________________

RENTALAN SEX

Sebut saja namaku Ari (samaran). Aku sekarang kuliah di YK semester tengah-tengah. Aku mempunyai wajah yang ganteng dan berat badan yang seimbang dengan tinggi badan, seketar 171 cm. Dan penis yang ukurannya dapat mengerangkan nafsu para cewek-cewek yang gila sama SEX. Aku termasuk orang gila sama nge sex, sering sekali aku melakukan onani (baik dengan sabun, body lotion, tangan kosong), tapi aku atur sedemikian rupa agar aku terus fit.

Hobby-ku menonton BF ( blue Film )sambil ngelus-elus penis yang sudah tidak sabaran mengeluarkan sperma. Setiap hari penis ku harus kulatih dengan mengelus-elus dan mengocok-ngocok pelan dan halus (tidak sampai keluar) agar tetap pada kondisi ready stock. Aku mengeluarkan sperma biasanya pada saat nonton BF, aku telanjang sambil tiduran, lama-lama penisku menjadi tegang dan kuimbangi dengan kocokan lembut di batang penisku, biasanya kuletakan penisku di antara dua telapak tangan dan kumaju-mundurkan tangan kanan dan kiri berlainan arah.

Wah.. nikmat sekali, dan kalau aku sudah sampai orgasme, aku lalu mencari adegan waktu ceweknya di atas cowok di bawah, dan ceweknya bergerak liar memutarkan vaginanya di kemaluan cowoknya. Lalu aku semakin puncak dan kupercepat kocokan dan sampailah, “Crooottt.. ah.. ccrroot..”

Muncratlah spermaku sampai 4–5 kali, dan wah.., badanku lemas, dan aku tertidur dengan bugil, dan sperma dimana-mana (di dada, paha, karpet, tangan dan bantal).

Kejadian seks yang mengesankan buatku, saat kupinjam CD BF ke salah satu rental VCD di daerah Yogya. Pinjam CD BF ini aku rutin satu minggu sekali, dan pinjam paling tidak 5 VCD (puas nek..). Saat aku masuk rental itu, terlihat yang jaga rental seorang cowok dan cewek, lalu kudatangi yang cowok (maklum kalau sama si cewek agak malu kucing).

“Mas.., full..” kataku sambil melepas helm dan duduk di kursi yang disiapkan.

“Oh.. ya..,”

Tidak lama cowok itu mengambil map warna merah yang di dalamnya berisi pilihan gambar CD BF dengan nomor pemesanan.

Sesaat kupilih-pilih BF yang ada dari halaman pertama, sambil mencuri-curi pandang ke arah cewek yang sedang baca novel, maklum saat itu sedang sepi, jadi mereka bisa santai, kuperhatikan cewek disitu yang masih muda. Ya sekitar sama denganku, mungkin tingginya tidak begitu tinggi, sekitar 158 cm, dan berat badan yang montok sekitar 54 kg. Yang membuatku tidak kuat melepas pandangan dari dia adalah ukuran payudaranya yang cukup besar dan menggantung bebas di balik kaos ketat. Wah.., ini pepaya yang besar dan kenyal serta empuk kalau dihisap putingnya, maklum saja ukuran 36B, mana tahan kalau penis ini tidak naik.

Penisku saat itu lagi pemanasan, ya.. tegang-tegang sedikit selain akibat pilih-pilih CD dengan gambar yang bugil ditambah lagi suguhan susu yang montok itu.

Tiba-tiba si cowok bilang, “Yang mana Mas..?”

Aku menjadi kaget, terganggu perhatianku terhadap susu montok itu, “Oh.., Ya.. ini nomer 27, Mas..”

“O.., Rin.. nomer 27..”

Segera si cewek itu berdiri dan berbalik mencari CD BF no. 27.

Wow.., ternyata dia memiliki pinggul yang oke, tidak kalah lagi pantat yang super menonjol dan semok. Aku terus tidak henti-hentinya mengamati belahan pantat cewek itu yang kutahu namanya Rina. Belahan pantat Rina terpampang jelas, karena dia pakai celana kain ketat.

“Oh.. tidak ada, kelurar..” kata Rina sambil kembali duduk.

Terus aku tidak malu-malu pindah duduk ke dekat Rina biar jelas nomor berapa yang mau kupinjam.

“Sebentar Mbak.., ini nomer 13 ada nggak..?”

“Sebentar saya cariin..”

Rina lalu berdiri lagi dan membelakangiku. Dia mencari dari atas sampai bawah, setelah lama mengurut, dia menemukan nomor 13 tersebut.

“Ah.. ini Mas ada kok..”

“Oh ya..,”

Aku lalu memeriksa CD itu, kucuri pandang ke susu yang montok itu. Memang kalau makin dekat makin jelas tonjolan susu rina ini, putingnya nampak tonjolannya di tengah-tengah gundukan payudaranya. Rina mengerti gelagatku yang terus mengamati susunya itu.

“Mas.., mana lagi..? Kok jadi bengong..!”

“O.. ini Mbak.., nomer 40,” aku kaget sekali tiba-tiba diperingatkan seperti itu.

Aku sengaja memesan nomor yang baling bawah, sehingga Rina nanti bisa menunging membelakangiku. Rina berdiri, dan ternyata dia langsung mencari dari deret yang paling tengah, otomatis dia sedikit menungging. Wow.., ini baru pemandangan yang tidak kalah serunya deh.. Pantat dan belahan pantat Rina benar-benar asli dan oke sekali, kelihatan di selakangannya agak menjorok ke dalam gundukan tempat vaginanya singgah. Wah.. penisku tidak sadar sudah setengan tegak pengaruh dari pantat montok Rina itu.

“Ini Mas.., nomer 40..”

“Oh.. ya.. Mbak sekalian 45, 50, 49 deh…”

Biar dia agak lama menungging, dan aku dapat menikmati belahan pantat Rina yang montok itu, dan sekilas gundukkan vagina yang tertutup celana ketat Rina.

“Ini Mas.., 45, 50, 49 ada lagi.”

“Udah cukup Mbak..”

Aku periksa, mungkin CD-nya tergores atau tidak.

“Masnya sering pinjem BF di sini ya..?”

“Ya.. lumayan sih.., Kalo nggak semingggu sekali baru kemari..”

“Emmhmm.. rutin ya.. suka nonton BF ya.. Mas..?”

“Ya.., kalo lagi perlu nganggur aja, lagi bete nih..!”

“Kok bete.. kenapa..?”

Aku mulai akrab dengan Rina, dan kalau ngomong sudah tidak nanggung-nanggung lagi, aku yakin dia sudah mengerti masalah sex.

“Ya.. kalo nggak dikeluarin bisa pusing nih..!”

“Ha.. ha.. ya.. keluarin aja..!” kata cowok yang ada di sebelah Rina, ternyata cowok itu mendengar percakapanku dengan Rina.

“Lah.. ya.., makannya aku pinjem BF ini, alat perangsang..”

Setelah itu aku pulang dan menyalakan komputer dan nonton BF itu, tidak lupa aku telanjang dan menyiapkan handuk kecil untuk spermaku nanti muncrat dan body lotion sebagai pelicin. (Khayalan batang kemaluanku di dalam vagina cewek) Dan pada hari itu aku menghabiskan waktu dengan onani party di kamarku, nikmat dan puas.

Lalu esoknya aku kembalikan CD BF itu. Sesampainya di depan rental X ini, kelihatan sepi-sepi saja, lalu aku masuk dan ternyata aku hanya melihat cowok saja yang jaga.

“Mas, kembaliin CD nih..!”

“I.. ya. Se.. bentar ya.., tang.. gung..” sambil nafas yang terengah-engah.

Aku curiga cowok ini kenapa, dia duduk dan kedua tangannya menggenggam kursi dengan erat dan dia kok melihat ke bawah terus.

“Ya.., tung.. gu ya.. Mas.. Ah.. ye.. ter.. us..” tidak lama cowok itu mengejang, dan, “Aku.. ke.. luar.., ah.. ah.. ah..”

Setelah itu tidak lama kemudian keluarlah seorang cewek dari bawah tempat duduk cowok itu, wah.. ternyata Rina. Kelihatan sperma cowok itu ada di mulut Rina dan sebagaian di rambutnya.

“Halo Mas.., kembaliin CD ya..?” Rina menyapa dengan santainya.

“E.. i.. ya.”

Rina lalu menuju ke kamar mandi yang letaknya di belakang rental X ini. Rina masih berpakaian lengkap, oo.. ternyata dia baru mengkaraoke batang kemaluan cowok ini.

“Ya Mas, ada yang bisa saya bantu..?” sapa cowok yang baru dipuaskan oleh Rina lewat mulut binalnya, sambil berdiri dan memasukkan penisnya yang masih basah karena sperma yang keluar terlalu banyak.

“Iya.. ini CD-nya.”

“Oh.., sebentar ya, Mas..”

Cowok ini memeriksa CD apa ada yang tergores atau tidak.

Lalu kucoba untuk memberanikan diri bertanya sesuatu pada mas ini, aku menjadi yakin kalau rental ini benar-benar xxx.

“Mas maaf ya.., mau tanya.”

“Ya.., kenapa..?”

“Tadi itu…” sebelum aku selesai ngomong, “Oh.., tadi itu Rina minta oral sama kontol ini, biasa kok Mas, disini nyantai aja.”

“O.., jadi siapa saja bisa ya..?”

“Bisa aja, kalo sekedar oral, kocok kontol, emut kontol dan elus-elus aja.”

“Kalo.., sorry ya Mas.., kalo nge-sex sungguhan gimana..?”

“Ya, tanya aja ama Rina, temennya banyak kok. Dia seneng banget kalo nge-sex. Ya.. kan enak sih.”

“Jadi kalo onani disini bisa ya..?”"Kalo itu sih para pelanggan BF sering Mas. Si Rina tuh yang sering ngocokin kontol cowok. Ya.., kalo Rina nggak capek aja dan lagi ‘MUT’.”

Dan tidak lama kemudian Rina kembali dari kamar mandi, kelihatannya dia baru keramas rambutnya, maklum terkena muncratan sperma cowok penjaga rental.

“Halo Mas. Pinjem BF lagi..?”

“Oh.., nggak kok.”

“Rin.., ini Mas mo kenalan ama kamu lebih dalam..” kata cowok rental X itu.

Aku kaget sekali cowok itu bilang seperti itu, “Ya Mbak.., boleh nggak..?”

“Itu Rin.., Mas ini mo kocokan binal kamu, kamu mau nggak..?”

“Bisa..” kata Rina sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Ya.. udah sana ajak ke atas aja Rin.., biar rentalnya kutunggu.”

Wah.., ini waktunya menguji perkasaanku, sudah lama penisku tidak ketemu sama sahabat karib si vagina.

Lalu aku dan Rina naik tangga menuju lantai dua, dan Rina membawa satu CD BF dari rental itu. Sesampai di sebuah kamar, Rina mempersilakanku untuk duduk di ranjang yang cukup besar juga. Rina lalu mengunci pintu, dia meletakkan handuknya di kursi dan menyalakan TV dan CD player, dan memutar CD BF itu dengan volume yang cukup keras. Tidak lama kemudian terdengarlah erangan nafsu, dan terlihat adegan bugil-bugil dari CD tersebut, ini membuat batangku yang tidak sabar lagi melihat kemolekkan tubuh Rina. Rina lalu membuka jendela selebar-lebarnya, agar suasananya lebih natural.

“Gimana Mas, e.. nama kamu siapa sih..?”

“Aku Ari, kamu pasti Rina to..?”

“Kok tau..?”

“Ya.. tau dong..,”

Tidak lama kemudian Rina mendekatiku, dan duduk di sampingku, dan tidak segan-segan lagi tangan kanan Rina memegang batang kemaluanku yang masih terbungkus celana pantangku, dielus-elus dan kadang-kadang diremas-remas.

“Ari suka sex ya..?”

“Ya. Ah.., kamu pinter deh nge-sex..!”

“Ah.., kata siapa..?” sambil tetap mengocok-ngocok kemaluanku, dan aku masih pasif merasakan gesekan tangan Rina.

“Ya, ah.., hemmm.., kata Mas di bawah tadi.”

“Ooo, Mas Ucok toh..,”

Sekarang Rina duduk di hadapanku, dan menjongkok sambil tangannya tetap mengocok habis batang kejantananku yang sudah setengah tegang itu.

“Ar.., udah dibuka ya..? Biar kontol kamu nggak tersiksa ama CD kamu, biar ngacengnya sempurna.”

“Ya.., udah.. buka aja..”

Rina pelan-pelan membuka celanaku dari sabuk sampai membuka resleting-nya, setelah celanaku terbuka, aku sedikit mengangkat pantatku untuk memudahkan Rina melepas celana, dan sekarang aku tinggal menggunakan CD biru-ku, dan pakaianku masih terpakai. Lemparkan celanaku di kursi dan Rina mulai duduk kembali di selakanganku, dan aku masih dalam keadaan duduk di pinggir ranjang rental X.

“Hemmm.., ah… kontol kamu kelihatanya besar juga Ar..,” puji Rina sambil mengelus-elus naik turun penisku yang masih terbungkus CD.

“Ah.. ya.. hem.. oughg.. ye..” erangan yang tidak dapat kutahan lagi, ditambah erangan dari CD BF yang dinyalakan oleh Rina tadi menambah hot suasana di kamar rental X.

Rina sedikit demi sedikit membuka CD-ku, dan terlihatlah batang kemaluanku yang sudah mengacung keras seperti rudal siap lepas kendali.

“Wow.., Ar… kontolmu lumayan juga nih..” sambil tetap mengocok naik turun kejantananku, “Kamu rawat ya..? Kok tegaknya sempurna banget sih..? Keras lagi..,”

“Ah.., te.. rus.. rin.. don.. stop..!”

Rina mulai mengocok keras, cepat, dan tiba-tiba pelan, keras lagi, pelan lagi. Wah.. ini membuat aku menjadi kelabakan, ternyata Rina ahli juga membuat cowok melayang, hampir saja aku keluar tapi aku tetap bertahan.

Kemudian Rina mulai mengocok batang kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan kanannya mengelus-elus telur. Wa.., ini nikmat sekali, geli-geli gimana ya..! Kadang-kadang dia menusuk-nusuk anusku dengan telunjuk kanannya.

“Ah.. ya.. te.. rus.. Rin.. kamu.. ahli deh..!”

Sekarang Rina mulai dengan mulutnya, perlahan-lahan dimasukkan penisku ke mulut binalnya.

Saat masuk mulutnya, “Ah.., hemmm.. ye.. ah…”

Aku sedikit mengangkat pantatku, terasa dingin geli dan enak sekali, lain dengan onani.

Perlahan-lahan Rina mengkocok penisku dengan mulutnya dan lidahnya yang lincah.

“Ha.., ough.., ehmm.., ye.. te.. rus..” kupegangi rambutnya, aku tarik turunkan kepalanya untuk mengatur kocokan mulutnya di penisku.

“Ehhmm.., Eh.. em..,” suara mulut Rina yang penuh dengan batangku.

Tidak lama dia menarik nafas, dan mengeluarkan penisku dari mulutnya.

“Ah.., hemm.., kamu kuat sekali Ar.. Biasanya cowok-cowok kalo dioral dikit udah keluar..”

Lalu dia melanjutkan dengan menyedot telurku, dan dilepaskan sampai bersuara, “Ploks.. ploks…”

Tarian lidah Rina di ujung kepala penisku dan sampai anusku juga tidak ketinggalan dari nafsu seksnya itu. Dan setelah beberapa menit lamanya aku bertahan dari tarian lidah Rina di penisku, aku mulai merasa tidak kuat menahan spermaku yang mau keluar.

“Ah., Rin.., aku.. mo.. ah.. ye.. keluaarrr..!”

Dan Rina mulai memasukkan semua penisku di mulutnya, dan dikocoknya dengan cepat dan keras.

Tidak lama kemudian, “Ahh.. crrooot… crroottt.. ah.. ye.. yes..!”

Rina menutup mulutnya rapat-rapat supaya spermanya tidak keluar dari mulutnya. Dan selama 30 detik lamanya dia menekan mulutnya tetap di penisku, dan meyakinkanku tidak keluar lagi. Lalu dia melepaskan mulutnya dari penisku, dan menelan semua spermaku walaupun ada yang keluar sedikit dari mulutnya.

Aku lemas dan telentang di atas ranjang dengan telanjang bawah saja, dan aku merasa panas dan aku melepas semua pakaianku. Sekarang aku bugil, telanjang tanpa sehelai benang di hadapan Rina yang menikmati spermaku.

“Kamu lumayan juga Ar..! Bisa bertahan beberapa menit lamanya.”

“Ah.. biasa aja tuh..!”

“Kamu pake obat ya..? Irex kali..?”

“Ah.. nggak juga.”

“Udah.., kamu istirahat dulu. Aku mo bersihkan mulutku nih.. Eh, makasih spermanya lho.. gurih..!” katanya sambil terseyum.

Dia menuju kamar mandi yang ada di kamar itu. Ternyata dia sikat gigi, biar tidak bau kali.

Aku beristirahat sambil telanjang menunggu Rina keluar dari kamar mandi. Dengan ditemani CD BF yang dari tadi tidak usai-usai, menambah batang kejantananku tidak mau tidur, penisku masih tegak walaupun tidak sekeras tadi. Tidak lama kemudian Rina keluar dari kamar mandi, dia tetap berpakaian lengkap, kaos ketat dan celana kain ketat. Rina mendekatiku yang lagi telentang telanjang di ranjang, dia duduk di sampingku.

“Lho.., kontol kamu kok nggak turun-turun sih..?”

“Ya.., itu lihat BF mana bisa turun, apalagi susu kamu yang montok itu menggoda kontolku.”

“Ah.., kamu bisa saja.” candanya sambil langsung tangan kanannya mengocok-ngocok pelan batangku yang sudah setengah tegak.

Perlahan-lahan dia menunduk dan mencium bibirku dengan bibir tebalnya itu. Aku langsung melumat habis bibirnya, permainan lidah Rina memang mahir, dan aku imbangi saja dengan permainan lidah yang tidak kalah mahirnya.

Sekitar beberapa menit kami bermain kiss dan kiss, dan Rina tetap mengocok penisku, aku mulai menjelajahi susunya yang montok itu, kuremas dengan tanganku yang dari tadi gatal sekali. Terasa kenyal dan empuk sekali susu Rina, kuelus-elus dan kugesek-gesek halus putingnya dari luar kaos. Sekarang rina melepaskan lumatan bibirnya, dan mengerang merasakan tarian tanganku di susunya itu.

“Ah.., ye.. em.. enak.. Ar.. te.. rus.. ya.. itu.. ough..” tangan Rina tetap mengocok-ngocokku dan aku berusaha melepaskan kaos Rina dan dia langsung membantunya dengan melepaskan sendiri kaos ketatnya itu.

Nah.., sekarang terpampang susu Rina yang tertutup BH 36 itu.

“Rin.. aku buka ya.. biar terlihat bebas..”

“Buka aja..”

Rina lalu mengangkat kedua tangannya memudahkanku melepas kaitan BH yang ada di belakang, susu Rina yang montok itu terpampang bebas di depan wajahku, dan aku langsung saja melahap habis susu Rina yang besar sekali. Kusedot, kuremas dan pelintir putingnya.

“Ah.. ye.. oug.. hem.. te.. rus.. Ar..!” mulai tidak jelas ucapan Rina.

Kami mulai duduk berhadap-hadapan, dan selakangan Rina mulai dibuka lebar, dan aku duduk di antaranya, sehingga aku puas mempermainkan susu montok Rina.

Kupegang kedua puting Rina yang cukup menonjol itu, dan kupelintir bebarengan.

“Ah.. ye.. ah.. aow.. yes.. no.. ough..”

Kepala Rina bergerak tidak karuan, ke kanan ke kiri. Kurebahkan Rina dan kududuk di perutnya, aku mengarahkan penisku di belahan susu Rina, dan kurapatkan susu Rina yang besar itu untuk menjepit penisku dan aku maju-mundurkan penisku.

“Ah.. Rin.. su.. su.. ah.. ye.. em.. puk enak..” aku mulai kocok susu Rina sampai susu Rina berwarna merah.

Ternyata Rina menikmati ini, dan aku tidak sabaran lagi ingin menikmati vagina cewek ini.

Aku mulai turun dan mengelus-elus vagina Rina dari luar celana ketatnya, terasa sekali vaginanya sudah becek sekali akibat permaian panas kami. Kusuruh Rina berbalik telungkup, dan terlihat resleting celananya masih tertutup rapat. Kumulai menurunkan resleting itu, Rina sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku untuk melepas celananya, dengan posisi menungging ini pantat Rina kelihatan makin montok dan bahenol. Tidak lama kulepas celana ketat Rina. Wah.., ternyata Rina benar-benar terangsang sekali. CD kuning tipisnya bawah total, dengan posisi menungging ini bongkahan vagina makin terlihat, apalagi Rina merenggangkan selakangannya. Aku mengelus-elus bongkahan itu dengan tangan telunjukku, Rina sedikit mengangkat pantatku akibat rangsangan tanganku, dan biasanya pantat Rina otomatis maju mundur dengan sendirinya.

Lalu aku melepas CD kuning tipis mulik Rina itu dengan pelan-pelan, dan Rina memberi sensasi dengan memutar-mutarkan pantatnya, wowo.. woo.., ini bari sex dan super model sex, dia pintar sekali meningkatkan nasfu sex lawannya. Terlepas sudah CD Rina, terlihat bebas pantat yang putih mulus tanpa cacat dan vagina yang memerah basah dan berambut rapih. Aku mulai mengelus-elus permukaan pantat Rina.

“Ah.. Ar.. ehmmm.. ouhghhh.. ah.. ye.. langsung aja Ar.., aku.. nggak.. tahan… oh.. ye..” sambil merem melek Rina menahan nafsunya.

Langsung aku mendekatkan wajahku di belahan pantat Rina, dan langsung melumat habis vagina Rina dalam posisi menungging.

“Ah.. ye.. dalam.. Ar.. ough.. ye.. oh.. ye..” sambil meliuk-liukkan tubuh semok-nya itu Rina mengerang tidak karuan, karena kupermainkan klit-nya Rina dengan lidahku.

Kunaik-turunkan lidahku di penjolan daging itu. Belahan vagina Rina lumayan tebal, dan merah warna dalan vaginanya dan becex sekali. Beberapa saat kemudian aku memasukkan dua jariku, yang satu kumasukkan di vagina Rina dan yang satu lagi kumasukkan di anusnya.

Pelan-pelan kumasukkan, “Hemmah.. pelan.. pelan.. Ar.. ya.. te.. rus di.. kit..lagi.. ough..” Rina mengangkat pantatnya sebagai reaksi jari masuk di vagina dan anusnya.

Pelan-pelan kukocok anus dan vagina Rina dengan jariku.

“Yac.. ah.. le.. bih.. cepat.. Ar, oh.. ye.. oh.. no.. ye.. ya.. oug.. hemmh.. cepet..!”

Aku mulai mempercepat kocokanku di kedua lubang kenikmatan Rina. Sementara itu aku tidak menyia-nyiakan susu yang menggelantung bebas. Dalam posisi nunggi ini aku dapat melihat dengan bebas gerakkan tubuh Rina yang bahenol dan montok. Kuremas dan pelintir putingnya.

“Ah.. Ar.. aku.. kee.. ke.. lu.. ar.. nggaa.. kuuu.. at..”

Aku merasa Rina mulai dalam kondisi orgasme yang memuncak, kupercepat kocokan tanganku di vagina dan anus Rina. Tidak lama kemudian Rina mengejang dan mengangkat badannya dengan gemetaran, dan terasa cairan hangat dari dalam vagina Rina.

“Serrr.. serrr…” lumayan banyak sampai keluar dari permukaan vagina Rina.

Rina lelah dan terkulai lemas di ranjang dengan posisi telungkup telanjang. Lalu tanganku kucabut dari vagina dan anus Rina, terlihat cairan yang lumayan kental dan putih di jariku, lalu kuusapkan ke kejantananku sebagai pelicin. Kukocok-kocok pelan dan lembut penisku agar tetap tegang dan tegak berdiri.

Sementara itu Rina telanjang dan membelakangiku, aku lalu membalikkan dia.

“Rin, orgasme kamu hebat banget deh..”

“Oh.. ah.. kocokan jari kamu hebat sekali, kamu belajar dimana sih..? Kok tau kelemahanku..?” sambil terus mengocok penisku.

“Ya.. nonton BF aja kan udah pengalaman.”

“Ah.. kamu bisa aja.” katanya sambil menggantikan tanganku untuk mengocok batangku yang mau keluar lagi.

“Rin, boleh aku coba vagina kamu ini..?” sambil kuelus-elus vaginanya.

“Boleh..”

Lalu kulebarkan selakangan Rina, dan kurangsang dulu dengan oral di vaginanya. Lidahku menyusuri vaginanya dari atas ke bawah dan ke atas lagi dan seterusnya. Rina mulai mendesah keenakan.

“Ehhmm.. ah.. ye.. Ar.. sekarang aja kontolmu masukin deh..!”

Lalu kupegang kedua paha Rina, lalu kuangkat ke atas, terlihat jelas vagina Rina yang sudah membuka lebar dan becek. Pelan-pelan kumasukkan batang kemaluanku ke vagina Rina.

“Ouhg.. hemm.. ah.. ye..” erangan Rina menerima sodokan pertama penisku.

Aku mulai memaju-mundurkan penisku dengan pelan-pelan.

“Oh.. ye.. shiit.. ah.. ye..” erangku.

Enak benar vagina Rina, dindingnya berdenyut-denyut. Aku mulai percepat kocokanku, dan semakin cepat.

“Ah.. Ar.. yes… oh.. no.. ough… hemm.. ya.. ya.. te.. rus.. Ar.. dalam..” kepala Rina yang tidak karuan ke kanan dan ke kiri.

Kuvariasi kocokanku dengan pelan-pelan, lalu tiba-tiba cepat sekali, pelan lagi cepat lagi dan seterusnya, biasanya kuputar pantatku agar penisku memutar di vagina Rina.

“Ya.. ini.. oke.. Ar.. te.. rus.. ough.. ye.. hem..” Rina menyukai gerakan memutar dari pantatku.

Sekitar 3 menit gerakan ini berlangsung, kubalikkan Rina dengan posisi menungging, dan kutancapkan lagi penisku di vagina Rina dari belakang. Dengan pegangan pinggul Rina yang semok itu aku langsung percepat.

“Oh.. ye.. Rin.. vaginamu oke..”

“Kontol kamu.. ouhg.. hemmm.., hebat.. Ar.. te.. rus.. da.. lam..!”

Setelah beberapa saat, tiba-tiba, “Ah.. Ar.. aku akan, aku.. ke.. luar..!”

“Ta.. han.., nanggung nih! Ah.. ye.. hemm..!”

Terasa aku sudah sampai, kusuruh Rina untuk duduk di atasku, dan dia memegang penisku, dan dimasukkannya ke vaginanya.

“Ouh.. ya.. Rin.. kamu.. hebat..!”

“Ya.. Ar.., cepet ya..! Aku, keluar.. ah.. hemm..!”

Lalu rina mempercepat gerakannya dengan sangat liar, dia merangkulku dan menggerakkan pantatnya untuk mengocok batang kejantananku dengan cepat.

“Oh.. Ar.. aa.. ku.. ngga.. k.. tahan.. keluar.. hem..!”

“Ki.. ta.. samaan.. aku.. keluar.. juga..”

Dalam hitungan tiga detik, “Crroot.., crroott.. ah.. ah.. ye..”

“Seerrr.., sreerrr..” kumuncratkan spermaku ke dalam rahim Rina, dan terasa sekali semburan cairan hangat Rina di kepala penisku.

Rina lemas di dadaku, dan kami tertidur di ranjang itu dengan bertelanjang ria.

Setelah istirahat beberapa jam, aku terbangun, ternyata Rina sudah tidak ada di sampingku. Lalu kukenakan bajuku dan turun ke tempat rental, dan ternyata Rina ada disana.

“Mas Ari udah bangun ya..? Nggak mandi dulu Mas..?”

“Oh.., nggak Rin, makasih.”

“Nggak pinjem BF lagi..?”

“Ah.. tidak dulu. Lagi pembuangan besar-besaran tadi di atas.”

Rina tersenyum, lalu aku pulang ke kostku dan aku langsung mandi. Besok-besoknya aku ke rental X itu untuk kocokan penis saja sama Rina.

Setelah beberapa bulan aku tidak kesana, kuketahui Rina tidak di situ lagi. Kutanya sama mas yang jaga di rental X itu dimana Rina berada, ternyata Rina ke Jakarta. Wah.., nyesal sekali nih.. mulai nih.. tidak ada pemuasan sex selain onani deh.

MONTIR CANTIK

Montir Cantik
________________________________________
Saya ingin menceritakan suatu pengalaman unik saat saya berlibur ke kota tempat paman saya tinggal, Malang. Kejadiannya kira-kira dua minggu yang lalu. Hari Minggu itu keluarga paman yang terdiri dari paman, bibi dan ketiga anak laki-lakinya yang masih remaja mengajakku pergi ke suatu kota kecil dekat Malang, yaitu Batu. Daerah itu terkenal karena buah apelnya dan hawanya cukup dingin. Kami berenam naik mobil Panther kesayangan saya.

Perjalanan kami saat itu cukup menyenangkan. Kami ngobrol kesana kesini tentang keadaan kota kecil yang akan kami datangi. Sama sekali tidak terpikirkan oleh saya bahwa mobil Panther yang saya kendarai itu bakal membuat masalah. Dan benar saja, sepuluh menit sebelum kami tiba di Batu, mobil itu mogok. Paman dan anak-anaknya berusaha mendorong dari belakang dengan sekuat tenaga. Sementara Bibi duduk dalam mobil itu dengan raut wajah cemas.

Seperempat jam mobil itu belum juga dapat dinyalakan mesinnya. Walaupun dibantu oleh beberapa orang tukang becak, namun si Panther masih juga mogok. Akhirnya kami memutuskan untuk membawanya ke bengkel yang tidak jauh dari tempat itu. Sementara itu keluarga Paman akhirnya pulang kembali ke Malang dengan naik angkutan umum yang lewat di sana.

Mobil yang dipaksa didorong itu akhirnya sampai juga di depan bengkel. Bengkel itu disebut BENGKEL TIARA oleh penduduk setempat, menurut mereka TIARA itu singkatan dari TIDAK ADA PRIA. Setelah kuperhatikan, ternyata semua montirnya, walau berseragam montir yang berlepotan oli, adalah para wanita muda yang cantik dan sexy. Mereka terlihat ramah dan senang diajak ngobrol. Kasirnya juga seorang wanita. Jadi sama sekali tidak ada pegawai pria di sana. Hebat juga ya? Melihat kenyataan itu, pikiran isengku muncul.

Kebetulan mobil Pantherku mereka tarik ke ruang dalam bengkel yang sunyi senyap dan tertutup. Dua orang montir cantik ditugaskan untuk menangani mobil itu. Saat mereka tengah memeriksa bagian depan mobil Panther tempat mesinnya berada, dengan sengaja kujulurkan kedua tanganku ke arah pantat mereka. Mereka sedang berdiri menunduk untuk memeriksa mesin mobil. Perlahan kuraba pantat mereka dengan pelan. Tidak ada reaksi. Karena kelihatannya mereka tidak keberatan, lalu kuremas-remas pantat mereka berdua. Nah kali ini mereka menoleh.

"Mas.. tangan Mas nakal deh.. kalo mau yang lebih enak, tunggu ya. Begitu kami selesai menservis mobil ini, pasti yang punya mobil akan kami servis juga. Jangan kuatir deh.., kami ahlinya dalam menservis dua-duanya. Ha-ha-ha-ha.." ujar salah seorang montir cantik yang belakangan kuketahui bernama Gita sambil tersenyum genit.
Aku kaget bukan kepalang. Nah ini dia yang kucari. Jarang lho ada bengkel seperti ini. Ternyata apa yang dijanjikan Gita ditepati mereka berdua. Saat itu juga aku diajak ke lantai atas di sebuah rumah di belakang bengkel besar itu. Di sana ada beberapa kamar yang dilengkapi dengan perlengkapan tidur dan perlengkapan mandi yang serba moderen. Begitu mewah dan mentereng tempatnya. Jauh sekali perbedaannya bila dibandingkan dengan bengkel di depannya.

Kedua cewek montir tadi (seorang lagi bernama Tutut), saat aku terperangah menatap ruangan kamar itu, tiba-tiba entah dari mana muncul dengan hanya mengenakan pakaian minim. Alamaak..! Hanya BH dan celana dalam tembus pandang yang menutupi tubuh seksi mereka. Aku tidak menyangka bahwa tubuh mereka yang tadinya terbungkus seragam montir berwarna biru muda, begitu sexy dan montok. Buah dada mereka saja begitu besar. Gita kelihatannya berpayudara 36B, dan Tutut pasti 38. BH yang menutupinya seperti tidak muat. Langsung saja si penis andalanku mulai mengeras. Tanpa menunggu waktu lagi, aku segera membuka pakaianku.

Setelah hampir semua baju dan celanaku terlepas, keduanya tanpa banyak bicara mendorongku supaya jatuh telentang di atas tempat tidur. Aku pun diserbu. Saat itu hanya tinggal celana dalam yang masih melekat di tubuhku. Gita dengan ganasnya langsung menyerang bibir dan mulutku. Ciuman dan permainan lidahnya begitu menggebu-gebu, hampir saja aku tidak dapat bernafas dibuatnya. Tutut pun tidak kalah ganasnya. Tangannya langsung meraba-raba senjataku dari luar celana dalamku. Pelan tapi pasti rabaan dan remasannya itu membuatku menggelinjang hebat. Ia pun menjilati bagian penisku itu, terutama di bagian kepalanya.

Lalu dengan inisiatifnya sendiri, Tutut menurunkan celana dalamku. Maka si kecil pun langsung mencuat keluar, keras, tegak, dan besar. Tangan Gita langsung mengocok-ngocok penisku. Sementara Gita mulai terus menjilati buah zakar dan terus ke bagian pangkal penisku. Memang penisku tergolong besar dibandingkan ukuran rata-rata penis orang Indonesia, panjang 24 cm dan diameter 8 cm.

Kedua cewek montir itu sekarang bergantian menjilati, mengocok dan mengulum penisku seperti orang kelaparan. Aku sih senang-senang saja diperlakukan seperti itu. Sementara itu dengan leluasa kedua tanganku bergegas membuka pengait bra mereka berdua. Setelah penutup payudara mereka terbuka, tanganku mulai sibuk meremas-remas kedua gunung kembar mereka.

Beberapa menit kemudian, Tutut mulai membuka celana dalamnya. Lalu ia mengarahkan vaginanya ke mulutku. Oh aku mengerti. Kini gantian aku yang harus menghisap bagian liang kewanitaannya. Seumur hidupku sebenarnya aku belum pernah melakukannya. Aku takut karena baunya yang tidak sedap. Ternyata perkiraanku salah. Saat kuendus baunya, ternyata vagina si Tutut terasa amat wangi. Karena baunya menyenangkan, aku pun menjulurkan lidahku ke liang kemaluannya. Lidahku berputar-putar masuk keluar di sekitar vaginanya.

Sementara itu, Gita masih terus mengulum dan mengisap penisku. Kemudian tanpa dikomando, ia pun melepaskan CD-nya dan langsung duduk di atas perutku. Dengan lembut tangan kirinya meraih penis tegakku lalu pelan-pelan dimasukkannya ke dalam liang senggamanya.
"Bless.. bless.. bless..!" terdengar suara kulit penisku bergesekan dengan kulit vaginanya saat ia mulai turun naik di atas tubuhku.
Aku jadi merem melek dibuatnya. Kenikmatan yang luar biasa. Ia juga terlihat terangsang berat. Tangan kanannya memegang payudara kanannya sementara matanya terpejam dan lidahnya seperti bergerak keluar masuk dan memutar. Dari mulutnya terdengar suara erangan seorang wanita yang sedang dilanda kenikmatan hebat.

Rupanya si Tutut tidak mau kalah atau tidak dapat bagian. Ia mendekati Gita yang sedang bergerak dengan asyiknya di atas perutku. Gita pun mengerti. Ia turun dari perutku dan menyerahkan penisku kepada Tutut. Dengan raut wajah terlihat senang, Tutut pun duduk di atas penisku. Yang lebih gilanya lagi, gerakannya bukan saja naik-turun atau memutar, tapi maju mundur. Wah.., aku jadi tambah terangsang nih jadinya. Dengan sengaja aku bangkit. Lalu kucium dan kuemut payudara kembarnya itu.

Dua puluh menit berlalu, tapi 'pertempuran' 2 in 1 ini belum juga akan berakhir. Setelah Tutut puas, aku segera menyuruh keduanya untuk berjongkok. Aku akan menyetubuhi mereka dengan gaya doggy style. Konon gaya inilah yang paling disukai oleh para montir wanita yang biasa bekerja di bengkel-bengkel mobil bila ngeseks. Aku mengarahkan penisku pertama-tama ke liang kenikmatan Gita dan tanpa ampun lagi penis itu masuk seluruhnya.
"Bless! Jeb! Jeb..!"
Kepala Gita terlihat naik turun seirama dengan tusukanku yang maju mundur.

Tiba-tiba saja Gita memegang bagian kepala ranjang dengan kuatnya.
"Uh..! Uh..! Uh..! Aku mau keluar, Mas..!" erangnya dengan suara tertahan.
Rupanya ia orgasme. Lalu aku pun mencabut penisku yang basah oleh cairan kemaluannya Gita dan kumasukkan ke vagina Tutut. Perlu kalian tahu, vagina Tutut ternyata lebih liat dan agak sulit ditembus dibanding punyanya Gita. Mungkin Tutut jarang ngeseks, walau aku yakin betul kedua-duanya jelas-jelas sudah tidak perawan lagi.

Begitu penisku amblas ke dalam vagina Tutut, penisku seperti disedot dan diputar. Sambil memegang pantat Tutut yang amat besar dan putih mulus, aku terus saja maju mundur menyerang lubang kenikmatan Tutut dari belakang. Hampir saja aku ejakulasi dari tadi. Untung saja aku dapat menahannya. Aku tidak mau kalah duluan. Sepuluh menit berlalu, tapi Tutut belum juga orgasme. Maka kubaringkan dia sekali lagi, dan aku akan menusuk vaginanya dengan gaya konvensional. Seperti biasa, ia berada di bawahku dan kedua kakinya menjepit punggungku. Aku dapat naik turun di atas tubuhnya dengan posisi seperti segitiga siku-siku. Matanya merem melek merasakan kedahsyatan penis ajaibku.

Permainanku diimbangi dengan usahaku untuk mengulum puting payudaranya yang besar dan kenyal. Ternyata dengan mengulum payudara itu, spaningku semakin naik. Penisku terasa semakin membesar di dalam kemaluannya Tutut. Dan tiba-tiba.., sesuatu sepertinya akan lepas dari tubuhku.
"Crot..! Crot..! Crot..!" aku mengalami ejakulasi luar dahsyatnya.
Sebanyak dua belas kali semprotan maniku berhamburan di dalam vaginanya Tutut. Aku pun lemas di atas tubuhnya.

Saat aku sudah tertidur di atas kasur empuk itu, tanpa setahuku Tutut dan Gita cepat-cepat mengenakan pakaiannya kembali dan kemudian pergi entah ke mana. Lalu kudengar langkah seorang pria berjalan masuk ke kamar itu. Ia mendekati ranjang dan membangunkanku.
"Van.., bangun, Van..!" tangannya yang kekar terasa menggoyangkan punggungku yang telanjang.
Saat aku membuka mata, ternyata Paman!
"Lho, Paman.., bukankah Paman tadi udah pulang bersama Bibi dan adik-adik..?"

Ia menjawab sambil mengganggukkan kepala, "Benar, Ivan.. kedua wanita tadi adalah pegawai-pegawai Paman sebenarnya.. Mereka berdua Paman suruh men'servis' kamu karena Paman dan Bibi tidak sempat memberimu hadiah ultahmu ke 28 bulan yang lalu, jadi itu hadiahnya. Dan mengenai mobil Panther itu, Paman sengaja mengotak-atik kabel mesinnya, lalu kuajarkan si Sri Hadiyanti dan Regita Cahyani itu untuk membetulkannya. Anggap aja kejutan ya, Van.. tapi kamu puas kan atas pelayanan mereka berdua? Jangan kuatir.., selama kau berada di sini, Paman mempersilakan kamu mengencani mereka sampai kamu bosan. Kebetulan kan tiap hari mereka masuk kerja. He-he-he-he.."

Wah.., pengalaman tidak terlupakan nih! Memang sejak itu, selama 15 hari aku berada di Malang dalam rangka libur semesteran kuliahku di Amerika, aku sepertinya tidak bosan-bosan melayani kencan seks kedua gadis seksi itu. Setiap kali kami selesai melakukannya, Gita selalu berkata, "Mas Ivan.. kami belum pernah merasakan penis yang begitu hebat dan perkasa menerobos vagina kami.., biasanya kalo tamu Pamanmu, mereka baru 1 menit udah KO! Tapi kau kuat sekali.. bisa sampai dua setengah jam.. minum apa sih, Mas..?"
Setiap kali ditanya begitu, aku hanya tersenyum simpul dan menjawab, "Ada deh.."
Keduanya menatap keheranan.

CARA DAFTAR PAYPAL

Hi rekan Internet semua, tahukah anda bahwa saat ini, Indonesia sudah bisa daftar paypal dengan fitur lengkap. Maksudanya dengan mendaftar di paypal anda bisa melakukan transaksi online sebagai berikut:


1. Melakukan pembayaran online ke pihak ke tiga

2. Menerima pembayaran dari pihak ke tiga

3. Menarik dana anda yang ada di account paypal

Adapun untuk pendaftaran di Paypal tidak dikenakan biaya sama sekali, alias GRATIS!

Paypal itu seperti rekening bank. Jadi anda bisa menerima pembayaran online, melakukan pembayaran online dan mencairkan dana yang ada di paypal juga secara online.
CARA DAFTAR PAYPAL

1. Klik link berikut untuk registrasi
Klik Disini untuk registrasi paypal
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

2. Silakan tekan pada link “Sign Up Today!”. Anda akan menuju ke halaman untuk memilih jenis akun PayPal Anda. Silakan pilih Negara Indonesia karena Anda bertempat tinggal di Indonesia

3. Setelah menekan tombol “Continue” anda akan diminta mengisi form biodata. Silakan isi dengan biodata yang benar

4. Silakan tekan tombol “Sign up” dan PayPal akan meminta Anda untuk memasukkan kartu kredit atau kartu debit Anda. Jika Anda tidak memiliki atau berencana untuk memasukkan informasi tersebut di kemudian hari, silakan tekan tombol “cancel” dan Anda akan masuk ke halaman yang menyatakan bahwa akun PayPal Indonesia Anda sudah berhasil dibuat dan silakan memeriksa email Anda, karena PayPal akan mengirimkan email untuk konfirmasi pengaktifan akun PayPal Indonesia Anda. Silakan klik link yang diberikan oleh PayPal untuk mengaktifkan PayPal Indonesia Anda


Account paypal anda harus terverifikasi. beberapa manfaat akun PayPal yang berstatus “verified” antara lain:

1. Anda dapat mengirimkan uang dalam jumlah yang tak terbatas jika status Anda adalah terverifikasi, namun transfer dana Anda akan terbatas jika masih berstatus belum terverifikasi.

2. Anda dapat melakukan withdraw PayPal jika sudah terverifikasi. Dengan kata lain, Anda tidak dapat melakukan withdraw jika akun Anda masih berstatus “unverified”.

Bagi Anda yang memiliki kartu kredit, proses verifikasi bukanlah masalah. Anda tinggal mengikuti semua prosedur dan dapat dipastikan akun PayPal Anda akan terverifikasi. Namun bagi Anda yang belum memiliki kartu kredit, proses verifikasi ini menjadi masalah yang serius.

Virtual Credit Card (VCC) mungkin menjadi jalan keluar bagi Anda yang tidak memiliki kartu kredit. VCC sering digunakan untuk melakukan transaksi secara online dan saat ini banyak digunakan untuk melakukan proses verifikasi PayPal. Anda bisa membeli VCC dari penjual melalui internet. Silakan anda “googling” masukan keyword dengan kata “Virtual Credit Card (VCC)” pasti anda akan banyak menemukan layanan VCC untuk verifikasi PayPal.

CARA VERIFIKASI PAYPAL ANDA

1. Cari dan hubungi penjual VCC. Penjual VCC berbahasa Indonesia juga banyak, selain lebih mudah dalam berkomunikasi, pembayarannya pun bakal lebih mudah karena bisa dilakukan lewat tranfer uang antar rekening bank lokal.

2. Nomor VCC, expired date dan CVV2.Nomor VCC adalah nomor kartu kredit anda sedangkan CVV2 adalah 4 digit nomor yang ada dibelakang kartu kredit Anda.

3. Login ke akun paypal anda.

4. klik ” Add Credit Card“.

5. Masukkan data VCC Anda.

6. Isi “nama dan alamat” sesuai data asli Anda.

7. Tekan “Save and Continue“.

8. Tranfer pembayaran dan konfirmasikan. Setelah anda melakukan pembayaran, minta expuse number paypal anda. Expuse number ini digunakan untuk konfirmasi bahwa kartu kredit (yang sebenarnya adalah virtual) tersebut benar-benar milik Anda.

9. Kembali lagi ke akun paypal anda.

10. Dihalaman utama, klik “Confirm my debit or credit card - Enter the 4-digit PayPal code from your card statement to get Verified and lift your limits“.

11. Masukkan 4 digit expuse number anda ke Paypal Code anda.

12. Tekan “Submit“.

13. Selamat akun Anda telah terverifikasi! Mudah bukan?


Selamat! Anda sudah memiliki PayPal Indonesia.

PELAYANAN SEX VANI




Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.

”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.

Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.

Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.

Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus kemacetan ibu kota.

”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.

Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.

Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.

Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.

Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.

Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.

”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.

Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas. Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Ethan dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe” pikir Ethan napsu.

Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.

”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan dipelorotkan panty-nya.

Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.

Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.

Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat pantat Vani agar segera menungging.

Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya.

”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.

Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.

”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.

”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.

Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.

”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Vani. Vani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.

Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.

”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”

Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Ethan.

”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.

Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.

”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.

”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.

”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang kesekian.

”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.

Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.

Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.

Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik Vani tertahan.

Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.

”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.

Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.

”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.

Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.

Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.

Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah muka si Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran peju.

Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.

Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.

Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani, perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.

Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.

Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa berganti pakaian.