RE,..... GADIS SMU




Nama aku Hamid, usia 19. aku akan bercerita tentang pengalamanku bersama teman beberapa waktu yang lalu.
Waktu itu malem minggu, aku diundang teman, sebut saja namanya Re, untuk memperbaiki komputernya yang rusak. Kebetulan aku punya sedikit skill untuk memperbaiki komputer. Setelah shalat maghrib, aku langsung bergegas untuk meluncur ke rumahnya yang jaraknya sekitar 5 km dari rumah. Setelah sampai sana, aku ngobrol ngobrol sejenak dengan dia. Malam itu, pertama kalinya aku lihat dia pakai celana pendek. Aku kenal dia baru beberapa bulan yang lalu dan selama aku kenal dia, aku belum pernah melihat kakinya. Aku terus terang merupakan seorang pengagum kaki wanita. Dan malam itu, aku melihat kaki Re untuk pertama kali. Ternyata kakinya mulus juga. Panjang dan bersih. Sambil berbincang bincang di ruang tamu, mataku selalu curi curi pandang ke arah pahanya. Dia duduk di depanku dan antara aku sama dia dibatasi oleh meja kecil, otomatis, pahanya yang mulus itu sedikit terlihat. Pikiranku pun mulai kotor saat itu, ingin rasanya aku bisa mengelus elus kakinya itu, menjilati kakinya, lututnya, pahanya.. ah.. pasti menyenangkan sekali.
“woy, kenapa bengong? Diminum gih! Keburu dingin tehnya” sapanya ketika menyadari bahwa aku sedari tadi bengong membayangkan yang tidak tidak. Akhirnya dengan sedikit salah tingkah, aku berbasa basi mengalihkan pembicaraan mengenai komputernya yang rusak.
“kenapa komputermu?” tanyaku.
“Itu tuh, kayaknya kena virus, pengen minta tolong install ulang bisa ngga mas ?”
“oh, bisa,, coba nanti aku liat dulu. Siapa tau ngga usah pakai install ulang”
Lalu aku bergegas menuju kamarnya. Aku berjalan di belakangnya dan kembali menikmati pemandangan indah kakinya. Sumpah, kakinya indah banget. Tak lama kemudian aku sampai di kamarnya yang ternyata lumayan luas. Disitu ada sebuah bed yang rapi, meja rias dengan kaca yag lumayan besar, dan di sudut ruangannya ada seperangkat komputer.
“ini ya komputernya?” tanyaku sembari mengeluarkan obeng dari tasku.
“heeh,, udah lama ngga tak nyalain, kira kira udah dua bulanan gitu. Jarang dipake juga sih mas.” Jawabnya
“tak nyalain dulu ya?” kataku seraya meliriknya yang ternyata sudah mau bertelungkup di bednya sambil mengambil sebuah buku untuk dibacanya.
Akupun langsung menyalakan komputernya dan kerusakannya yang parah mengharuskan aku untuk menginstall ulang komputernya.
“Re, harus diinstall ulang nih! Gimana ?”
“Ow, ya kalo emang harus gitu ya ngga apa apa.”
“ada data penting yang harus di backup dulu ngga ?”
“ngga koq, kemaren aku udah backup di komputernya mbakku.”
Setelah itu aku langsung install ulang komputernya itu. Install ulang butuh waktu sekitar 30 menit. Dan kerjaanku Cuma nunggu saja sambil ngobrol ngobrol sama Re.
“Re, Mama mau keluar bentar, ada pengajian. Nanti pulang jam setengah sepuluhan.” Terdengar suara mamanya yang hendak keluar.
“Iya ma. Jangan lama lama, nanti kalo Hamid pulang Re sendirian dong?!”
“iya iya..”
Malam itu, dirumah Re yang cukup luas itu hanya ada aku sama dia. Mamanya barusan keluar. Kalo embaknya udah dari tadi pergi sama pacarnya.
“Wah, kebetulan banget nih!” kataku dalam hati berpikiran untuk berbuat yang engga engga dengan Re.
Selama ini, aku sebenernya orangnya ngga pernah aneh aneh dengan cewe. Kebetulan aku dilahirkan dan dibesarkan ditengah keluarga yang taat beragama, jadi hasratku untuk macem macem dengan cewek cewekku dulu ngga pernah sampai keluar batas pacaran yang sewajarnya. Namun, malam ini aku ngga tahu kenapa aku merasa terangsang baget ngeliat kaki Re yang mulus, panjang itu.
Sambil menunggu install Windows XP, aku terus mengajak ngobrol Re yang sedari tadi bertelungkup sambil membaca baca sebuah majalah. Posisi dia yang bertelungkup itu membuat dadanya sedikit terjepit antara bed dan badannya. Re malam ini membuatku begitu bernafsu. Tapi aku tetap berusaha mengendalikan semua ini. Mungkin kalo aku udah keilangan kendali, Re bisa tak perkosa sedari tadi Mamanya keluar. Hehe..
30 menit sudah Mamanya itu pergi. Embaknya juga belum pulang. Hal ini semakin membuatku risau. Dari tadi penisku udah tegang ngeliat kaki dan pahanya yang sedikit terbuka. Install belum selesai juga. Karena ada error error message. Beberapa kali ku tekan tombol ESC di keyboard untuk skip error message.
Malam itu tampaknya nafsu sudah menguasai pikiranku. Dan situasi saat itu benar benar membuatku ingin memuaskan nafsuku dengan Re, cewek yang masih kelas 2 SMA ini.
Aku memberanikan diri duduk disamping dia yang bertelungkup.
“majalah apa sih ?”
“ini nih, ngga tau, majalahnya mbakku. Cuman ada fesyen fesyen keren. Seneng aja ngeliatnya”
“oh, gitu” jawabku singkat karena tadi pertanyaanku hanya pertanyaan yang ngga penting.
Aku mulai memberanikan diri untuk mencoba merangsangnya
“Re, kakimu bagus banget. Jenjang, mulus lagi.” Kataku sambil berharap semoga dia ngga tersinggung aku bilang seperti itu.
“hah? Kakiku? “ jawabnya yang sepertinya agak keberatan aku bahas, sambil dia merubah posisi telungkupnya lalu duduk disampingku.
“iya, aku seneng ngeliatnya”
“ih,,, jangan diliatin terus dong! Aku malu to ya?” katanya sambil mencibir. Sepertinya dia ngga terima kakinya aku liatin terus.
Aku jadi agak takut untuk meneruskan semua ini. Sepertinya dia bukan cewe gampangan.
“eh, masih lama ngga installnya?” tanyanya yang mungkin berusaha untuk mengalihkan pembicaran.
“oh,.. “jawabku sedikit gugup.”mungkin bentar lagi selesai.” Lalu aku kembali duduk didepan komputer dan berpikir untuk menggagalkan niat burukku.
Sepuluh menit kemudian proses install selesai. Ku tengok jam sudah menunjukkan jam 9.20 malam. Bentar lagi Mamanya pulang. Huh, sepertinya aku gagal untuk menikmatinya malam ini.
Aku kemudian beres beres dan bilang sama dia kalo komputernya udah bisa dipake lagi.
“makasih ya mas?”
“iya, sama sama. Nanti kalo nge hang lagi bilang aja sama aku. Selama aku bisa bantu tak bantuin deh!”
“nih, mas makasih udah mbenerin komputer aku.” Katanya sambil memberikan sebuah amplop.
“aduh, ngga usah repot repot. Aku kan temenmu?!” kataku sambil menolak amplop itu.
“udah, ambil aja. Itu tadi dari mamaku. Mama bilang kalo udah selesai, ini di kasihkan Hamid gitu”
“iya deh, makasih.” Akhirnya aku terima amplop itu. Lumayan lah buat beli makan habis ini. Hehe..
Setelah itu aku berpamitan hendak pulang. Meski sebenarnya aku masih sedikit bernafsu. Tapi melihat keluarganya yang baik gitu sama aku, aku jadi ngga tega juga. Mamanya udah lumayan akrab sama aku.
“Re, pulang dulu ya” kataku.
“iya, hati hati ya. Makasih!”
Saat aku nyalain mesin motorku, mamanya itu pulang.
“Udah selesai Mid?” tanyanya.
“iya Bu, udah..beres semua tuh! Saya pulang dulu ya Bu, udah malem”
“oh, iya. Makasih. Hati hati ya Mid”
“Iya Bu, “
Akhirnya aku pulang dengan hati ngga karuan gitu. Ada rasanya aku nyesel kenapa tadi aku ngga berhasil buat dia bisa tak ajakin seneng seneng. Tapi, aku tetep ngga tega kalo inget bahwa sebenernya aku udah akrab dengan keluarganya itu.
Di jalan aku terus teringat kaki Re yang mulus itu. Benar benar indah. Lain kali aku harus berhasil untuk menikmati tubuhnya. Pikiranku kembali kotor.
Beberapa ratus meter sebelum sampai rumah, aku mampir di warung makan kecil yang ada di pinggir jalan kampung. Aku buka amplop yang tadi. Dua puluh ribu. Hmm, lumayan lah buat makan sama buat beli pulsa.
Malam itu, aku ngga bisa tidur. Kepikiran peristiwa yang tadi aku alami. Aku masih terangsang sekali kalo inget kakinya itu. Pahanya.. akhirnya aku beronani sambil membayangkan aku bersetubuh dengan Re. setelah aku puas, baru aku tidur.
**
Seminggu setelah itu, aku kembali janjian dengan Re untuk malam mingguan bareng dia. Jam 6.30 sore aku udah sampai dirumahnya untuk menjemputnya keluar. Malam itu, Re memakai kaos lengan pendek dan jeans yang lumayan ketat. Tapi sayangnya dia pakai jeans panjang. Mungkin dia risih kali ya kalo kakinya tak liatin terus.
“Bu, Re saya ajak keluar bentar. Nanti pulang sekitar jam 9” aku minta ijin dulu sama Mamanya mau ngajakin dia keluar.
“Iya, jagain dia. Jangan dicubit lho… hehe..” Jawab mamanya yang seneng guyon itu.
“kalo nakal ya tak cubit boleh dong Bu. Hehe” jawabku asal asalan.
“yaudah. Hati hati sana”
Malam itu aku berencana ngajakin dia ngeliat band di sebuah Plaza di Magelang. Kebetulan, temenku ada yang main disana. Jadi aku diminta dateng.
Kami liat Band itu sampai sekitar jam 8.45 malam. Setelah itu, Re aku ajakin pulang. Ngga enak sama mamanya soalnya tadi aku bilang Cuma sampai sekitar jam Sembilan. Bandnya waktu itu belum selesai namun kami pulang duluan.
Jam segitu di Magelang, udara sudah cukup dingin. Aku sengaja memacu motorku agak kencang berharap semoga Re kedinginan dan memelukku. Dia sebenarnya bukan pacarku. Namun, sudah beberapa kali kita jalan jalan bareng. Dan lama lama, aku sebenernya jatuh cinta juga sama dia. Tapi aku ngga mau buru buru. Yang penting nikmatin dulu. Soalnya aku punya target lain yang mau aku tembak.
Dan setelah beberapa saat, aku bilang sama dia
“Re, peluk aku dunk.””dingin ni”
Re tidak menjawab apa apa. Dia segera memelukku dari belakang. Terasa payudaranya yang tidak begitu besar itu menempel dipunggungku. Tapi itu tidak berlangsung lama. Hanya sekitar 10 menit dan aku sudah nyampai dirumahnya. Ternyata rumahnya terkunci. Lalu Re menelpon mamanya, bertanya mamanya lagi dimana. Dari sekelumit percakapan mereka aku dengar kalo mamanya lagi ada arisan di gang sebelah. Kunci rumahnya di sembunyiin di bawah karpet meja yang ada diteras ruangan.
“Re, pulang dulu ya” kataku tapi tetap berharap kalo dia minta ditemenin dulu.
“aduh, jangan pulang sekarang. Mbakku sekarang ngga pulang.” Katanya yang membuatku sedikit senang. Mbaknya Re itu masih kuliah di Jogja dan kadang kadang mbaknya itu ngga pulang.
Oiya, papanya Re itu sudah ngga ada. Jadi, malam itu aku kembali berada dirumahnya hanya berdua saja dengannya.
“kali ini aku ngga boleh nyia nyiain kesempatan ini” kataku dalam hati. Pikiranku sudah kemana mana. Aku berharap sekali malam itu aku bisa menikmati Re, yang masih putih bersih ini. Dia baru 16 Tahun. Tapi perawakannya sudah lumayan besar. Tingginya kira kira 163 cm. Hanya selisih beberapa centi saja denganku. Karena aku termasuk cowo yang sedang sedang saja. Tidak terlalu tinggi.
Kamipun mengobrol diruang tamu sambil menunggu mamanya pulang. Di tengah tengah obrolan, aku sengaja minta ijin untuk duduk disebelahnya.
“Re, boleh ngga duduk disebelah kamu?” tanyaku sedikit ragu
“Tentu boleh” jawabnya singkat tapi benar benar diluar dugaanku.
Akhirnya aku memindah dudukku di sebelah Re. Darahku sedikit berdesir ketika badanku mulai menyentuh samping badannya.
“Re, kamu cantik banget malam ini” rayuanku yang pertama muncul
“Ih, apa apaan sih? Biasa aja kali?!” jawabnya sedikit terseyum kearahku.
“boleh aku pegang tangan kamu?” tanyaku yang sudah mulai terangsang.
“boleh…” jawabannya ini membuatku semakin bernafsu.
Akhirnya aku pegang tangannya yang lentik itu. Sambil beberapa kali aku elus. Lalu tanpa minta ijin lagi aku berusaha merangkulnya. Pertama, dia keberatan aku rangkul. Tanganku dilepaskannya dari lehernya. Tapi malam itu aku sudah horny berat.
“ih, kamu apa apaan sih? Ngga sopan tau?!” katanya yang berusaha membela diri. Tapi masih duduk disebelahku.
“Maaf Re, aku khilaf” jawabku dengan sedikit raut muka menyesal tapi hatiku tidak. “Re, kamu cantik banget. Kamu mau ngga jadi ceweku?” aku ngga tau kenapa aku malah nyatain perasaanku malam itu. Sepertinya ini cara terakhir untuk membangkitkan nafsunya.
“Hah?! Yang bener aja kamu?” jawabnya sedikit kaget dan memandangku.” Tapi sebenernya Re selama ini juga ngerasa nyaman sama kamu. Mungkin coba kita jalanin dulu” jawabnya yang membuatku makin seneng malam itu.
Aku kembali memegang tangannya dan membisikkan kata kata mesra di telinganya. Sesekali aku tiup tiup telinganya dan tengkuknya yang terpampang indah itu. Ternyata sepertinya saat ini dia sudah mulai terangsang. Dia juga bilang kata kata sayang dan mesra kepadaku.
Aku merangkulnya dan kali ini dia ngga menolak.
“Re, aku sayang banget sama kamu”
“iya, aku juga mid” baru kali ini dia memanggilku dengan namaku. Selama ini dia selalu menghargai aku sebagai “mas”nya.
“aku pengen sekali mencium kamu” kataku yang sudah ngga tahan
“iya” jawabnya yang sekarang ngga terlalu alim ini. Dia sepertinya juga sudah kepengen. Hehe
Lalu aku mendekatkan bibirku dekat dengan mukanya. Dan bibirnya menyambut. Segera saja aku berciuman dengan dia. Lidahku dan lidahnya sudah bergerak gerak dan air liur kamipun sudah bercampur. Sekitar 3 menit aku menikmati ciuman ini. Aku sudah merasa basah dibawah sana.
Lalu aku kembali berciuman dengannya sekali lagi. Kali ini tanganku udah ngga sabar dan mulai meraba raba payudaranya itu. Dia ngga keberatan dan akhirnya aku remas remas walaupun dia masih pakai kaos dan BH tentunya. 3 menit kemudian aku menghentikan ciumanku dengannya. Air liur kami yang bercampur menjuntai keluar seperti sarang laba laba ketika bibir kami berpisah.
“di kamar Re aja. Mumpung ngga ada siapa siapa” katanya yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Dia segera berjalan dan kuikuti dari belakang menuju ke kamarnya,
Sesampainya dikamarnya, aku kembali berciuman dengannya. Aku jepit dia di tembok dan tangan kananku mulai meremas remas lagi payudaranya. Setelah puas berciuman, aku berbaring di ranjangnya itu dan kemudian dia menyusul berbaring di sebelahku.
“aku pengen bersenang senang sama kamu malam ini kalo kamu ngga keberatan” kataku.
Re hanya mengangguk saja menyetujui. Lalu aku berusaha membuka kaosnya dan dia ternyata sama sekali tidak keberatan. Tampak perutnya yang datar dan putih membuat aku semakin bernafsu. Setelah itu, Re keberatan untuk membuka bra nya. Tapi tidak untuk celana jeansnya. Re lalu bangkit dan membuka celana jeansnya dan kini tinggal bercelana dalam putih dan bra saja. Astaga. . indah sekali tubuh Re ini. Masih kelas 2 SMA. Masih perawan.
Akupun ikut bangkit dan membuka pakaianku secara tidak sabar dan hanya kutinggalkan celana dalamku saja. Dan kami kembali bergumul di ranjang. Aku berbaring dan Re aku suruh menindihku. Aku kembali menciumnya namun kini hanya sebentar saja. Karena aku ingin sekali menciumi payudarannya. Dengan kubuka sedikit branya, tampak putingnya sudah keras dan langsung aku ciumin dan aku gigit gigit kecil. Re merasa keenakan dibuatnya.
“ah, enak,, terus,,,,,,”katanya sambil sesekali merem melek.Tanganku mengelus elus punggungnya yang mulus itu. Setelah aku puas bermain dengan payudaranya aku minta Re barbaring dan aku ingin sekali mengelus elus kakinya dari ujung sampai pahanya. Sekitar lima menit aku elus elus kakinya yang indah dan mulus itu. Lalu aku jilatin kakinya sekitar 10 menit juga. Aku jilatin mulai dari pahanya, lalu turun ke lututnya. Lalu ke kakinya yang jenjang dan putih itu. Sampai beberapa kali aku jilatin dan aku emut emut jempol kakinya.
Sepertinya dia makin terangsang aku begitukan. Beberapa kali aku meliriknya dia meremas remas payudaranya sendiri dan tangan satunya menggesek gesek vaginanya. Aku bisa melihat celana dalamnya sudah basah sekali tanda bahwa dia sudah terangsang hebat. Akupun berganti posisi dan mulai menggosok gosokkan tanganku ke vaginanya yang masih tertutup celana dalam itu, namun cairannya yang lengket lengket itu sudah begitu banyak. Akhirnya aku pelorotkan sedikit celana dalamnya dan tanpa perlawanan. Aku gesek gesek klitorisnya dan sepertinya Re sangat menikmatinya.
“awwww… ahhhh…. Enak mid… ahhhh”
Aku terus mengelus elus dengan gerakan memutar di sekitar klitorisnya dan beberapa waktu kemudian, sepertinya dia orgasme.
“ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………enak sayang..”
Vaginanya berkedut kedut dan mengeluarkan cairan yang banyak sekali. Sementara aku tetap menggesek gesek klitorisnya. Hingga kemudian tubuhnya sedikit melemas.
“gimana rasanya Re?”
“mmh,, enak banget,,,, aku mau lagi…hehe…”
Aku kemudian berbaring dan dia aku suruh menindihku dengan posisi berbalikan (69). Akhirnya aku berada di bawah dengan dihadapanku terpampang vaginanya yang masih tertutup celana dalam. Setelah orgasme yang pertama tadi, dia sengaja membenarkan kembali posisi celana dalamnya. Re baru kali ini melakukan seperti ini. Jadi dia tidak mau sampe ke ML.
“Re, kamu kocokin punyaku.”
Tak lama kemudian dia segera melorotkan celana dalamku dan mulai aku rasakan dia menggenggam penisku. Dan penisku yang sudah basah sekali dari tadi itu langsung dikocoknya pelan pelan. Rasanya sangat enak sekali. Baru kali ini penisku dikocok oleh anak SMA. Hehe. .
Dan aku langsung kembali melorotkan celana dalamnya dan aku mulai menciumi vaginanya. Kadang aku gesek gesek lagi memakai jariku dan aku sedot sedot cairannya yang keluar sangat deras itu. Saking menikmatinya, kadang Re mendangakkan kepalanya ke atas dan berhenti mengocok penisku.
“jangan berhenti.. kocokin punyaku.. aku lagi enak nih.. di emut emut juga boleh..”
Lalu dia segera memasukkan penisku dimulutnya.
“ahhhhhhhhhhhhhhh,,, “ eranganku saat merasa penisku telah masuk ke mulutnya. “terus sayang..”
Aku kembali melumati vaginanya..dan kami terus melakukannya sampai sekitar 10 menit.
“ahhhhhh,,,… ummmhh… enak sayang,.. jangan berhenti… aku mau keluar…” katanya disela sela mengulum penisku.
“iya, terusin juga ngocokinnya.. “ jawabku…”ahhh…. Kita keluar bareng sayang..”
Akhirnya tubuh Re mengejang dan kurasakan kembali vaginanya berkontraksi dan srrrrrt……. Dia mengeluarkan cairannya didepan mulutku.
“ahhhhh,,,,… Re keluar…enak banget sayang..” katanya beberapa waktu kemudian ketika tubuhnya kurasakan lemas.
Hampir bersamaan akupun menglami ejakulasi.. namun, ejakulasiku tidak pas didalam mulutnya, tapi saat dia mengocok ngocok penisku dan crooot…crooot croooot… spermaku menyemprot mengenai mukanya yang cantik itu.
Sekitar 2 menit kami masih menikmati sisa sisa orgasme kami dan tubuh kami lemas.
“ngeeeek… “ terdengar suara pintu dibuka
Waduh! Gawat ini.. bisa ketahuan mamanya bisa mati aku!
Akhirnya kami langsung bergegas mengenakan kembali pakaian kami yang sedari tadi berserakan dilantai. Namun, beruntung, mama Re masih menerima telepon jadi jalannya masuk ke ruangan rumah agak pelan pelan. Huh,,,
Aku lalu menciumnya sekali lagi.
“makasih Re..”
“iya, aku juga.. “
Aku segera keluar dan berpapasan dengan mamanya yang sudah selesai telepon.
“Maaf Bu, tadi saya nemenin Re sambil nunggu Ibu pulang”
“oh, iya.. ngga papa.. “
Aku ngga tau apakah Mamanya Re curiga apa engga karena kami berdua masih sedikit berantakan setelah melakukan oral seks tadi. Tapi sepertinya dia ngga terlalu curiga.
Sekitar jam 10.10 malam itu aku pamit sama Re dan Ibunya hendak pulang. Re mangantarku sampai depan rumahnya.
Dan akupun berjalan pelan dengan motorku. Malam itu aku merasa puas sekali berhasil menikmati tubuh Re.
Demikian pengalaman saya tentang seks. Bagi yang mau berbagi atau kenalan boleh email ke

Comments :

0 komentar to “RE,..... GADIS SMU”

Posting Komentar